“Ya, kan ada dinasnya, itu (yang) suka kasih pelatihan segala macam. Berarti ya selama ini klaim mereka punya database UMKM itu ya bullshit (bohong-red) semua. Ya kan kerjaan mereka nggak ada gunanya sebenarnya gitu loh,” tegasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Banten, Babar Suharso, menyampaikan bahwa pihaknya mencatat adanya lonjakan harga di beberapa komoditas pangan di delapan pasar di Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten.
Adapun kenaikan terjadi pada beberapa komoditas, diantaranya daging sapi, cabai, dan minyak. Babar mengatakan, untuk harga daging sapi segar naik dari Rp130 ribu menjadi Rp140 ribu per kilogram.
Sementara itu, harga cabai rawit merah melonjak dari Rp80 ribu menjadi Rp120 ribu per kilogram. “Beberapa yang cukup tinggi kenaikannya itu emang di daging sapi, cabai, dan minyak. Kami masih menelusuri penyebab kenaikan ini, karena kalau kita lihat pasokan dari produsen sebenarnya normal, permintaan atau pembeli juga tidak tinggi. Ini yang perlu kita lakukan intervensi, agar pedagang tidak menaikkan harga terlalu tinggi tanpa memperhitungkan permintaan,” kata Babar.
Ia juga mengakui bahwa lonjakan harga ini merupakan pola tahunan menjelang Ramadan dan Lebaran. Meski demikian, ia menegaskan bahwa kenaikan harga yang tidak wajar bisa berdampak pada daya beli masyarakat.
“Memang kalau dilihat kan ini seperti pola musiman ya, pada saat tahun baru misalnya, itu kan harga naik, tapi di Januari setelahnya itu turun. Tapi ya kita minta, imbau ke para pedagang untuk jangan beri harga terlalu tinggi, kalau harga terlalu tinggi, pembeli jadi mengurangi belanja atau menunda pembelian. Ini yang perlu diperhatikan oleh pedagang,” tandasnya. (MPD/PAY)