Kata dia, pihaknya sukarela memberikan pelayanan maksimal kepada tamu dan investor yang ingin melihat proses pembuatan tas. “Saya yakin sudah menjadi rahasia umum. Tas kami bisa bersaing dengan sifatnya sudah internasional,” pungkas Aopidi.
Melihat potensi yang ada, Prodi Magister Ilmu Komunikasi (Mikom) Pascasarjana Fisip Untirta bersama Pemerintah Desa Kadugenep, Kecamatan Petir, Kabupaten Serang berupaya mewujudkan Desa Kadugenep sebagai Desa Wisata Edukasi UMKM. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kerjasama ini ditandai dengan penandatanganan antara Prodi Mikom Pascasarjana Untirta dan Pemerintah Desa Kadugenep.
Aopidi mengapresiasi langkah Mikom Pascasarjana Fisip Untirta dalam rangka pengabdian masyarakat di wilayahnya.
Salah seorang pengrajin klakat, Samlawi (50) mengungkapkan hasil kerajinannya banyak dipesan oleh warga Serang hingga Jakarta. Hal itu berkat era informasi digital yang semakin memudahkan pemasaran. “Jadi bisa memasarkan sendiri. Ada juga orang dari daerah Serang datang kesini. Tahunya kebanyakan dari medsos,” tutur Samlawi yang merupakan warga Kampung Sabrang, Desa Kadugenep ini.
Apalagi, kata Samlawi, tumbuhnya restoran etnik membuat kebutuhan klakat semakin meningkat. Sehingga jika membutuhkan klakat berkualitas hanya tinggal pesan dan beli di market place.
Ia mengaku klakat dari Desa Kadugenep memiliki kelebihan dibanding daerah lain. “Disini lebih rapih, bisa dilihat sendiri hasilnya. Mungkin bisa membandingkan baik melihat secara gambarnya atau riilnya. Dari kerapihannya. Bisa kelihatan lah,” terang Samlawi.
Ia sangat mendukung apabila ada pihak-pihak yang ingin belajar membuat klakat. Dengan begitu warisan leluhur dapat terus terjaga. Apalagi jika dikembangkan oleh generasi muda. (RED)
Discussion about this post