CILEGON, BANPOS – Dalam suasana meriah, pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Cilegon, Helldy Agustian dan Alawi Mahmud, menghadiri rapat pleno terbuka pengundian dan penetapan nomor urut Pilkada 2024.
Dengan didampingi relawan dan partisipan setia, pasangan ini hadir di Kantor KPU Kota Cilegon dengan menggunakan angkot yang dikemudikan sendiri oleh Helldy, sebuah simbol filosofi yang menarik perhatian publik.
Dalam acara tersebut, KPU resmi menetapkan nomor urut pasangan calon. Helldy-Alawi mendapatkan nomor urut 2, sesuai dengan harapan mereka. Sementara itu, pasangan Robinsar-Fajar Teguh Hadi Prabowo mendapatkan nomor urut 1, dan pasangan Isro Mi’raj-Nurrotul Uyun memperoleh nomor urut 3.
Usai menerima nomor urut, Helldy Agustian, yang juga merupakan petahana, menyampaikan rasa syukur dan keyakinannya untuk melanjutkan kepemimpinan di periode kedua.
“Nomor urut 2 ini adalah simbol harapan kami untuk melanjutkan dua periode kepemimpinan di Kota Cilegon. Kami ingin memastikan Pilkada berjalan damai dan tanpa konflik di antara calon maupun para pendukung,” ujar Helldy.
E-Paper BANPOS Terbaru
Alawi Mahmud, calon Wakil Wali Kota yang mendampingi Helldy, mengungkapkan pandangannya tentang filosofi menarik di balik kehadiran mereka menggunakan angkot.
“Kami datang naik angkot, dengan Pak Helldy sebagai sopir dan saya yang mendampingi. Di belakang kami, ada para relawan yang menjadi simbol masyarakat Kota Cilegon. Ini menggambarkan bahwa kepemimpinan kami akan melindungi dan membawa masyarakat menuju arah yang lebih baik,” jelas Alawi.
Selain menyampaikan rasa terima kasih kepada KPU, Bawaslu, dan seluruh elemen yang terlibat dalam penyelenggaraan Pilkada, Alawi juga berharap Pilkada ini dapat berlangsung dengan damai dan demokratis.
Dengan nomor urut yang telah ditetapkan, pasangan Helldy-Alawi dan dua pasangan calon lainnya siap bersaing dalam Pilkada 2024. Harapan besar diusung oleh ketiga pasangan calon untuk membawa perubahan positif bagi Kota Cilegon.
Acara pengundian nomor urut ini menandai dimulainya kontestasi politik yang akan menentukan masa depan Kota Cilegon selama lima tahun ke depan.
