SERANG, BANPOS – Pusat Studi dan Informasi Regional (PATTIRO) Banten bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Kependudukan dan Keluarga Berencana (DP3AKKB) Provinsi Banten dan Merck Family Foundation melakukan kolaborasi lokakarya dan penghargaan inovasi stunting 2024.
Deputi Direktur PATTIRO Banten, Amin Rohani mengatakan, kegiatan kolaborasi lokakarya dan penghargaan inovasi stunting 2024 mengusung tema ‘Bangun Kolaborasi untuk Banten Bebas Stunting’.
“Salah satu upaya yang dilakukan adalah melakukan desiminasi praktek baik yang dilakukan oleh para PKM yang sudah membuat inovasi-inovasi tentang pencegahan penting di daerahnya,” katanya kepada awak media, Kamis (25/7).
Amin menerangkan, bahwa berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), pada tahun 2021 prevalensi stunting di Provinsi Banten sebesar 24,5 persen dan pada tahun 2022 prevalensi stunting turun menjadi 20 persen. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa prevelensi stunting turun sebesar 4,5 persen dibandingkan tahun 2021.
“Data di 2021 itu 24 persen, kemudian turun di 2022 di 20 persen. Cuma memang ada konfirmasi bahwa ada pengukuran serentak, kami belum menerima data hasil pengukuran serentak oleh pemerintah pusat,” tambahnya.
Dalam sambutannya, Direktur Eksekutif PATTIRO Banten, Panji Bahari Noor Romadhon, menyampaikan bahwa pada akhir tahun 2023 dan tahun 2024 ini, pihaknya telah ikut turut serta berusaha menurunkan angka stunting di Provinsi Banten.
“Kami melakukan berbagai strategi. Dalam perjalanannya, kami menemukan pencegahan stunting membutuhkan kolaborasi lebih tinggi dan inovasi ini ada di maayarakat. Maka kita memberikan penghargaan atas inovasi-inovasi yang dilakukan dalam penurunan stunting,” ujarnya.
“Kedepannya, upaya ini bisa lebih berkolaborasi lagi, kita berharap akan muncul inovasi yang lebih keren efektif dan efesien. Sehingga angka stunting di Provinsi Banten bisa turun dengan cepat,” sambungnya.
Panji menuturkan, dalam menyambut bonus demografi, sumber daya manusia (SDM) permasalahan stunting menjadi salah satu permasalah yang membutuhkan penanganan yang serius.
Discussion about this post