“Mungkin inilah yang di maksud Dr. Nailul Huda yang mengatakan jika perusahaan ini sebetulnya perusahan yang hidup tak layak, mati tak mau,” tutur Resha.
Secara umum menurut dia, perusahaan ini rugi diakibatkan oleh menejerial yang buruk di jajaran direksi. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa jabatan direksional KSP diisi oleh jabatan politis bukan karena keahlian dan profesionalitas.
“Kalau dalam hadist nabi jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya maka tunggulah kehancuran itu. Mirip dengan kasus kominfo kemarin, kejadian ini terjadi akibat kebodohan menejerial bukan karena kecelakaan,” ujarnya.
Sebagai barang bukti kuat terhadap kebobrokan menejerial KSP, bisa dilihat berita tentang penampakan kompleks perumahan Krakatau Steel yang nampak tak terurus.
Menurut beberapa sumber informasi yang enggan disebutkankan namanya, pihak KS meminta Pemprov Banten untuk membenahi infrastruktur jalan dan penerangan jalan di area kompleks perumahan Krakatau Steel tersebut. Tindakan tersebut bak melempar tanggung jawab pada yang tidak berhak untuk menanggungnya.
“Jika keadaan ini terus didiamkan, maka dalam jangka waktu dekat KSP akan gulung tikar. Hal tersebut berdampak pada berbagai segmen masyarakat dan negara. Pengangguran di Cilegon akan meningkat, karena memang separuh dari warga Cilegon bekerja sebagai buruh pabrik. Selain itu, negara akan mengalami kerugian yang besar. Percuma banyak anak perusahaan kalau induk perusahaannya sendiri pailit. Apalagi kalau sampai di tutup,” tegas Resha.
Di akhir demostrasi, para mahasiswa menegaskan bahwa mereka akan mengawal betul kasus ini. Mereka berkomitmen untuk melakukan aksi lanjutan jika Menteri BUMN tidak mendengarkan aspirasi mereka. Hal ini dilakukan atas dasar gerakan moral dan empati terhadap nasib masyarakat Banten. Terkhusus, masyarakat Cilegon.
Discussion about this post