CILEGON, BANPOS – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cilegon mulai memetakan sejumlah wilayah rawan kekeringan di Kota Cilegon saat musim kemarau. Ini menyusul prakiraan BMKG yang menyatakan mulai Juni 2024 telah memasuki musim kemarau hingga puncak kemarau pada Agustus dan September 2024.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana pada BPBD Kota Cilegon, Faturohman mengatakan, pemetaan wilayah rawan kekeringan ini sebagai antisipasi penanganan dan mitigasi lebih dini menghadapi musim kemarau. Pemetaan mengacu data wilayah kekeringan di Cilegon pada 2023 lalu.
“Untuk kesiapsiagaan kita perlu assesmen pendataan sebagai bentuk kesiapsiagaan warga mana saja yang berada di rawan kekeringan. Nah hasil pemetaan kita dari tahun ke tahun yang rentan terhadap ancaman kekeringan itu ada di lingkungan rata-rata di atas perbukitan,” kata Faturohman kepada BANPOS saat ditemui di kantornya, Senin (10/6).
“Yang pertama di wilayah Kecamatan Pulomerak ada Kelurahan Suralaya ada Kelurahan Lebakgede dan ada Kelurahan Mekarsari. Kemudian di Kecamatan Grogol itu ada Kelurahan Gerem, dan kemudian satu lagi ada di Kecamatan Purwakarta yaitu di Kelurahan Pabean lingkungan Kedurung. Nah itu titik-titik yang kita petakan penduduknya dalam ancaman kekeringan,” paparnya.
Selain itu, pihaknya juga melakukan koordinasi dengan semua pihak khususnya kepada lingkungan-lingkungan yang rentan terhadap resiko kekeringan di wilayah Kota Cilegon.
“Kami berkomunikasi terus dengan pengurus-pengurus masyarakatnya, baik Pak RT, Pak RW, nanti kita seperti apa penanganannya. Dan yang paling efektif mengirim air menggunakan kendaraan tanki agar sampai ke lokasi-lokasi yang warganya terancam kekeringan,” tuturnya.
Dikatakan Faturohman masyarakat yang membutuhkan air bersih pada saat musim kemarau untuk kebutuhan sehari-hari seperti cuci piring, cuci pakaian, mandi dan lain-lain.
“Jadi mereka itu diatas perbukitan kalau untuk air bersih mereka mau tidak mau harus dibantu kebutuhan dari bawah tapi untuk air minum alhamdulillah dari tahun ke tahun itu untuk air minum mereka tidak kekurangan kenapa karena masih ada sumber-sumber air di gunung itu untuk kebutuhan air minum. Mereka mendadahi dari sumber-sumber yang ada,” terangnya.
Discussion about this post