LEBAK, BANPOS – Serangan Israel terhadap Palestina mengakibatkan ribuan korban jiwa berjatuhan, mulai dari anak-anak, orang dewasa, lansia, hingga jurnalis.
Menanggapi hal tersebut, sejumlah jurnalis di Kabupaten Lebak menggelar aksi Solidaritas Jurnalis Rangkasbitung Untuk Palestina.
Aksi yang diikuti oleh sejumlah wartawan dari media cetak, online dan Pers Mahasiswa tersebut digelar di halaman Pendopo Bupati Lebak, Jumat (10/11).
“Berdasarkan data, 30 lebih jurnalis tewas saat meliput konflik Israel-Palestina. Mayoritas tewas terkena serangan langsung,” kata koordinator aksi, Fathul Rizkoh.
Rizkoh menjelaskan, aksi ini sebagai wujud berdukacita serta menegaskan bahwa jurnalis merupakan profesi yang mulia dan harus dilindungi, karena seluruh akses informasi didapatkan dari hasil kerja keras seorang jurnalis.
“Kita dapat mengetahui berita dan informasi dari ribuan kilometer melalui kawan-kawan jurnalis,” jelasnya.
Terlepas dari itu, lanjutnya, kasus kekerasan terhadap jurnalis di Indonesia juga cukup tinggi.
Berdasarkan data Komite Keselamatan Jurnalis yang dikeluarkan AJI Indonesia, ada 58 kasus serangan terhadap jurnalis selama periode Januari hingga Juli 2023.
“Kasus tersebut seperti kekerasan fisik, ancaman, serangan digital, teror intimidasi, dan kasus lainnya,” terangnya.
Di Banten sendiri, penghalangan meliput masih kerap terjadi. Pada September lalu, ada dua jurnalis dihalangi saat meliput peristiwa ledakan di rumah sakit di Serpong.
“Kasus-kasus tersebut menjadi bukti bahwa hingga saat ini kerja-kerja jurnalis belum sepenuhnya aman dari tindakan intimidasi, penghalangan, hingga kekerasan,” tandas Rizkoh. (MYU/DZH)
Discussion about this post