“Tentu ini sangat bagus karena dapat mempererat hubungan Indonesia-Jepang, selain itu dapat memotivasi peran-peran masyarakat sipil untuk terus mempelajari kebudayaan, pendidikan serta bidang lainnya masing-masing negara,” ujar Rano Karno.
Politisi PDI Perjuangan itu juga menilai sosok Bonnie Triyana sudah melalang buana soal sejarah, sehingga layak mendapatkan penghargaan tersebut.
“Bonnie ini kan sosok anak muda yang inspiratif semoga dapat ditirukan bagi anak muda yang lain. Apalagi selain sebagai sejarawan Bonnie juga sebagai pengajar tamu di Reinwardt Academie, Universitas Seni di Amsterdam,” ucapnya.
Selain Bonnie Triyana, tujuh penerima Penghargaan Reiwa ke-5 adalah Chieko Nakano (ketua Pembina Surya Laras Jepang), Fadilah Hasim (ketua Yayasan Semarak Pendidikan Indonesia), Fusami Ito (ketua Cross Cultural Artisan Association/CCAA), Kazuyo Suda (penerjemah), Mariko Surjanto (pendiri Himawari Kai), Urara Numazawa (penerjemah), Yasunobu Kuboki (ketua Indonesian Education Promoting Foundation/IEPF).
Hadir juga dalam acara tersebut Dubes Kerajaan Belanda untuk Indonesia, Lambert Grijns; Pengacara senior, Todung Mulya Lubis; pematung, Dolorosa Sinaga; aktivis perempuan, Neng Dara Afiah dan Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid.
Diketahui, Penghargaan Reiwa ini sudah berlangsung tahun ke-5. Penghargaan itu diberikan bagi individu yang dinilai memberikan kontribusi bagi penguatan hubungan bilateral Indonesia-Jepang. (DZH)
Discussion about this post