Sekitar 10 menit berselang, datanglah teman saya itu. Berbincang sebentar, saya dan teman saya pun masuk lagi ke dalam ruangan untuk kembali mencari lokasi bangkai berbau busuk itu. Namun kagetnya saya, ternyata hidung saya kembali resisten terhadap bau busuk. Hanya beberapa detik di dalam sana, sudah membuat kepala saya pusing. Ternyata 10 menit di luar ruangan busuk itu, cukup untuk menormalkan kembali penciuman saya.
Dengan ilmu di luar nalarnya, teman saya akhirnya berhasil mengetahui dimana letak sumber bau bangkai itu. Ternyata, bangkai tersebut yang merupakan tikus, berada di atas plafon ruangan. Pantas saja meskipun hanya satu bangkai, bisa menyebarkan bau busuk merata ke seluruh ruangan. Posisinya yang berada di atas sangat strategis untuk menyebarkan kebusukan, sehingga upaya penyelesaian bau busuk yang dilakukan di bawah, jadi enggak efektif deh. (*)