Masuknya investasi, kata Hendrik, akan membuka lapangan pekerjaan dan menggairahkan pertumbuhan ekonomi daerah.
“Nah bukan saja di IKN, tetapi di mana saja di seluruh teritori di Indonesia yang paling penting adalah investasi itu adalah investasi yang etis, bertanggung jawab, dan responsif,” ucapnya.
“Apa itu etis dan responsif? Yaitu investasi yang mempunyai rencana merekrut tenaga kerja lokal, yang patuh terhadap perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Nah responsif itu investasi yang juga punya tanggung jawab untuk melakukan termasuk misalnya alih teknologi atau transfer pengetahuan kepada Indonesia,” sambungnya.
Hendrik juga menekankan, setiap investasi yang masuk harus juga memperhatikan kondisi lingkungan baik itu lingkungan alam maupun kondisi lingkungan masyarakat sekitar dengan mematuhi segala peraturannya.
“Selain peraturan investasi atau juga yang terkait dengan peraturan lingkungan hidup soal dampak terhadap lingkungan alam maupun lingkungan sosial atau kemasyarakatan itu juga harus diperhatikan,” tegasnya.
Sebagai informasi, groundbreaking juga telah dilakukan oleh para investor swasta di IKN Nusantara pada Kamis (21/9/2023).
Groundbreaking oleh perusahaan milik Sugianto Kusuma alias Aguan, Agung Sedayu Group, terdapat 10 investor yang melakukan groundbreaking tersebut.
Adapun, 10 investor tersebut antara lain Agung Sedayu Group, Salim Group, Sinarmas, Pulauintan, Adaro Group, Barito Pacific, Mulia Group, Astra Group, Kawan Lama Group.
Di dalam konsorsium tersebut, nilai investasi yang telah masuk sejauh ini di IKN sekitar Rp 20 triliun. (AZM/RMID)
Discussion about this post