JAKARTA, BANPOS – Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Alue Dohong buka suara soal isu dirinya ditampar dan dicekik oleh seorang menteri. Menurut dia, kabar tersebut hoax. Namun, dia mengakui, pernah dimarahi seorang menteri.
Satu persatu, wakil menteri yang diisukan ditampar dan dicekik oleh seorang menteri buka suara. Setelah Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasbul Qolbi, kemarin giliran Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong yang memastikan isu tersebut hoax.
Wamen Alue Dohong membantah isu tersebut di akun Twitter X pribadinya, @a_dohong, Rabu (4/10/2023). Ada tiga cuitan yang dibuatnya.
“Sehubungan banyak pertanyaan, isu dan penafsiran bahwa seolah-olah diduga saya pernah mengalami kekerasan fisik (ditampar dan dicekik) dalam rapat terkait food estate, saya menyatakan dengan tegas bahwa “TIDAK PERNAH” atau “TIDAK ADA ada kejadian tersebut,” tulisnya.
Seandainya peristiwa kekerasan tersebut terjadi, sebagai orang Dayak, dirinya tidak pernah membiarkan siapa pun melakukan hal tersebut. “Berita tsb kategori “HOAX”, tidak saja merugikan pihak yang diduga pelaku, tetapi juga sedikit merendahkan harkat dan martabat saya seolah-olah membiarkan
orang untuk menganiaya saya seenaknya,” tegasnya.
Namun, dia mengakui, pernah mendapatkan penganiayaan verbal dimarahi seorang menteri, tapi, dia menganggap itu karena miskomunikasi saja.
“Apalagi, setelah dijelaskan yang bersangkutan minta maaf ke saya, bahkan sampai tiga kali minta maafnya. Sekali lagi tidak ada kekerasan fisik alias hoax itu,” ujarnya.
Isu soal seorang menteri menampar dan mencekik seorang wakil menteri pertama kali disampaikan Alifurrahman dari SewordTV. Dia menarasikan, menteri tersebut menampar dan mencekik seorang wamen saat rapat kabinet di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Isu itu pun ramai di dunia nyata dan media sosial. Presiden Jokowi pun turun tangan meredamnya. Jokowi menegaskan tak ada kejadian menteri mencekik wamen. “Setahu saya tidak ada peristiwa seperti itu. Masa nyekek,” kata Jokowi di Pasar Bali Mester Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (19/9/2023).
Discussion about this post