LEBAK, BANPOS – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Provinsi Banten ke-23, Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) UIN SMH Banten menggelar aksi demonstrasi didepan kantor Gubernur Banten pada Kamis (5/10).
Aksi yang mengangkat tema ’23 Tahun Gawat, Banten Melarat’ tersebut berakhir ricuh dan mengakibatkan enam orang massa aksi yang merupakan kader dari PMII PK UIN harus mengalami luka-luka setelah mendapatkan tindakan represif dari aparat kepolisian yang mengamankan jalannya aksi.
Hal tersebut dibenarkan oleh Koordinator Aksi, Yongki Ariyanto saat dihubungi BANPOS melalui panggilan telepon.
“Sampai sekarang (Jumat dini hari), ada dua kader yang dirawat di RS Bhayangkara,” ujar Yongki.
Yongki menjelaskan, terdapat enam korban dalam peristiwa tersebut. Namun, empat lainnya sudah bisa dipulangkan ke kediamannya masing-masing.
Lanjut Yongki, Korban paling parah atas nama Erfan Fatullah, Wildan Sahuri dan Zidan. Menurutnya, aksi yang sebelumnya berjalan lancar tersebut harus berakhir ricuh lantaran pihak kepolisian diduga memancing emosi dari massa dengan melakukan tendangan kearah kaki massa paling depan.
Bahkan, terdapat satu ponsel milik mahasiswa yang sedang mendokumentasikan kejadian tersebut dirampas secara paksa oleh aparat kepolisian.
“Saat lagi merekam kejadian hp teman kami diambil dan baru dikembalikan tadi,” jelasnya.
Ia menegaskan, pihaknya menuntut tanggungjawab kepada aparat kepolisian atas peristiwa tersebut.
“Bila perlu pelaku tindakan represif tersebut dipecat,” tandasnya. (MYU)
Discussion about this post