LEBAK, BANPOS – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak memfokuskan operasi pasar (OP) beras untuk menstabilkan harga di pasaran sehingga dapat meningkatkan daya beli masyarakat.
”Kita menggelar OP beras itu guna menstabilkan harga beras di pasaran,” kata Kepala Bidang
Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak, Yani, Senin (11/9).
Menurut Yani, Pemkab Lebak hingga kini terus melakukan pemantauan dan pengawasan melibatkan
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Kepolisian, untuk mencegah penimbunan bahan pokok.
Selama ini, kata dia, pihaknya belum menemukan adanya indikasi penimbunan yang dilakukan pelaku
ekonomi itu.
Namun, ia menuturkan bahwa kenaikan pergerakan harga beras saat ini akibat dampak El Nino.
Misalnya, harga beras medium KW I dijual Rp12.730/kilogram dari sebelumnya Rp12.400/kilogram,
beras medium KW II dijual Rp11.850/kilogram dari Rp11.500/kilogram dan beras medium KW III dijual
Rp10.930/kilogram dari semula Rp10.500/kilogram.
Kenaikan harga beras itu, kata dia, membuat pemerintah daerah perlu memfokuskan OP agar daya beli
masyarakat kembali normal. Harga beras OP itu menurutnya, dijual dengan harga yang lebih murah
dibandingkan harga di pasaran.
”Kami meyakini dengan OP itu dipastikan harga beras di pasaran kembali stabil,” kata Yani.
Sejumlah masyarakat Kabupaten Lebak menyambut positif rencana melakukan OP beras agar harga di
pasaran kembali normal sehingga daya beli masyarakat relatif stabil. Sebab, saat ini harga beras cukup
tinggi yang sebelumnya Rp10.500/ kg kini menjadi Rp11.500/kg.
”Kami berharap OP itu dapat menstabilkan harga beras di pasaran,” kata Suryadi (44) warga
Rangkasbitung Kabupaten Lebak. (DZH/ANT)
Discussion about this post