Kata Prof. Chairy, Presuniv memang menetapkan kebijakan selama satu tahun pertama, seluruh mahasiswa wajib tinggal di asrama. Di sana mereka akan berinteraksi dengan mahasiswa dari berbagai provinsi di Indonesia, termasuk dengan mahasiswa asing.
Lewat interaksi tersebut diharapkan seluruh mahasiswa terbiasa untuk bersikap toleran, saling memahami perbedaan latar belakang dan budaya, termasuk menerapkan kemampuannya dalam kepemimpinan. Program PLP ini selaras dengan tagline Presuniv: Where tomorrow’s leader come together.
Pada pekan kedua, seluruh mahasiswa baru dibekali dengan berbagai informasi yang selaras dengan kebutuhan masa depannya. Di antaranya, pilihan jalur karier, sharing dari alumni, pentingnya sopan santun dan cara berpakaian, memahami pentingnya norma dan etika, memahami pentingnya anti korupsi dan anti bullying, termasuk cara membangun portofolio dirinya.
Prof. Chairy juga menegaskan, Presuniv telah memperoleh perpanjangan akreditasi A hingga tahun 2028. “Dari sekitar 4.200 perguruan tinggi yang ada di Indonesia, hanya 2 persen yang terakreditasi A atau Unggul,” ujarnya.
Dengan terakreditasi A, kata dia, Presuniv berhasil memperoleh izin untuk mendirikan Fakultas Kedokteran dengan dua program studinya, yakni Program Studi Kedokteran dan Program Pendidikan Profesi Dokter. “Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi telah menerbitkan surat izin tersebut pada minggu lalu,” katanya.
Menutup sambutannya, Prof. Chairy menyampaikan rasa gembiranya menyambut kedatangan seluruh mahasiswa baru tersebut. “Mari kita bersama-sama berlayar mengarungi perjalanan yang menakjubkan ini. Bersama-sama kita ciptakan perjalanan kenangan yang tak terlupakan,” kata Prof. Chairy.
Sementara, Prof. Budi Susilo Soepandji juga mengungkapkan rasa senangnya bisa hadir dan bertemu dengan seluruh mahasiswa baru. Keanekaragaman adalah salah satu keunggulan Presuniv.
“Dengan adanya keanekaragaman, kalian akan menjadi lebih sensitif dalam memahami berbagai budaya yang berbeda, lebih mampu menumbuhkan rasa hormat terhadap orang lain, bisa mengembangkan kecerdasan emosional, dan memiliki global mindset,” paparnya.
Discussion about this post