“Demi tegaknya kebenaran, kejujuran dan keadilan, maka sebagai ungkapan rasa kecewa dan protes atas sikap para Kepala SMA Negeri Cilegon, kami seluruh Kepala SMA Swasta Kota Cilegon, menyatakan sikap mengundurkan diri dari keanggotaan MKKS SMA Kota Cilegon,” tegasnya.
Lebih lanjut, Nurjaman menjelaskan, saat ini sudah ada 4 siswa SMA Swasta pindah ke SMA Negeri saat proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sudah berjalan. Pada tahun ajaran 2021/2022, bahkan ada 12 Siswa SMA yang sudah masuk ke SMA Swasta pindah ke SMA Negeri.
“Kami di setiap Rapat MKKS kami ungkapkan, tetapi tidak ada perubahan dari Ketua MKKS,” tuturnya.
Nurjaman yang juga Sekretaris MKKS SMA Kota Cilegon ini menambahkan, dari jumlah awalnya ada 18 SMA Swasta, saat ini tersisa 16 SMA Swasta di Kota Cilegon yang masih tergabung di Akses.
“2 SMA Swasta sudah tutup akibat kekurangan siswa,” tutupnya.
Saat dikonfirmasi menanggapi adanya protes dari Kepala Sekolah Swasta, Kepala MKKS SMA Kota Cilegon Agus Pancasusila mengklaim jika urusan PPDB di Kota Cilegon lebih kondusif dibandingkan di daerah lain.
“Urusan PPDB di Cilegon itu jauh lebih kondusif dari pada kabupaten dan kota lain,” kata Agus.
Agus juga meluruskan adanya siswa SMA Swasta yang pindah ke SMA Negeri di akhir masa PPDB.
“Kalau ada yang terjadi diakhir-akhir masa PPDB, bahkan diawal masuk sekolah, itu semua dasarnya adalah kebijakan dan rekomendasi dari atas (KCD dan Dindikbud Banten), untuk menyelesaikan permasalah PPDB di akhir kegiatan,” tuturnya.
Agus yang juga menjabat Kepala SMA Negeri 1 Cilegon ini mengaku jika SMA Negeri saat PPDB penuh dengan tekanan dari berbagai pihak.
“Sekolah Negeri pada saat PPDB itu penuh dengan tekanan, jadi kami harus bisa menjaga agar semuanya tetap kondusif, dan mencarikan solusi dari setiap persoalan,” tandasnya. (LUK/DZH)
Discussion about this post