“Ndak (pembicaraan politik). Pariwisata. Wong jam 4 sore, (membahas) pariwisata,” ungkap Jokowi.
Sementara itu, Ketua DPP PPP Achmad Baidowi memaklumi bila Sandi memanfaatkan pertemuan dengan Jokowi di Istana untuk menyinggung urusan politik. Menurutnya, ketika kedua tokoh berbincang empat mata dan momentumnya mendekati Pemilu, tentu lumrah membicarakan politik.
“Jadi wajarlah kalau Pak Sandi dan Pak Jokowi singgung-singgung dikit urusan politik,” kata politisi yang disapa Awi, kepada Rakyat Merdeka, semalam.
Meskipun di bursa Cawapres Ganjar ada lima nama, anggota DPR ini optimis peluang rekan separtainya itu cukup besar. Alasannya, yakni elektabilitas Sandi yang cukup besar dibandingkan 4 nama lain di bursa Cawapres Ganjar.
“Apalagi survei membuktikan bahwa dengan menggandeng Pak Sandi, peluang Pak Ganjar memenangkan kontestasi itu akan semakin besar,” tegas Sekretaris Fraksi PPP DPR itu.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno memandang, sejak awal, Sandi selalu ingin terlihat bahwa orkestrasi politiknya sudah diadukan dikomunikasikan ke Jokowi. Tak heran jika nasibnya saat ini menjadi bahan curhat ke Presiden. Dengan harapan hilal peluang menjadi Cawapres muncul.
Terlebih, PDIP sangat berhati-hati memutuskan siapa Cawapres Ganjar, karena target hattrick. “Cawapres yang bisa menambal elektabilitas dan mengunci kemenangan Ganjar lah yang bakal dipilih. Tentu sedang dihitung persis plus minus 5 Cawapres Ganjar yang tersisa,” ulas Adi.
Prediksinya, peluang Sandi masih abu-abu. Jika nantinya tak dipilih sebagai Cawapres Ganjar, besar kemungkinan Sandi tetap berada di partai berlogo Kabah, sambil menjaga momentum politiknya.
“Misalnya soal kemungkinan peluang jadi ketum PPP di masa mendatang pasca Mardiono tak lagi menjabat ketum. Apalagi PPP saat ini belum ada figur kuat. Butuh figur populis macam Sandi,” pungkasnya.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menilai, Sandi punya peluang menjadi Cawapres Ganjar. Selain didukung oleh popularitas dan elektabilitas, eks Wakil Gubernur DKI Jakarta itu juga punya kekuatan dalam segi finansial.
Discussion about this post