LEBAK, BANPOS – Sejumlah pedagang di sekitaran Jalan Rt Hardiwinangun dan Jalan KH Kimaklum, Rangkasbitung melakukan protes akibat penutupan JPL 183 atau perlintasan menuju Pasar dan Stasiun Rangkasbitung yang mulai ditutup secara permanen pada Selasa (1/8) silam.
Protes tersebut dilakukan dengan memasang sapanduk yang ditandatangani oleh puluhan pedagang.
Salah satu pedagang, Roni mengatakan bahwa aksi protes tersebut dilakukan lantaran para pedagang mengalami penurunan omset yang sangat signifikan.
“Kita tidak mendapatkan sosialisasi apapun dari pihak pemerintahan terkait. Ini jadi sepi, benar-benar mematikan mata pencaharian kami,” kata Roni saat dihubungi BANPOS, Kamis (3/8).
Ia menjelaskan, dengan kondisi tersebut, banyak pedagang yang terancam gulung tikar lantaran tidak memiliki pemasukan sama sekali sejak ditutupnya jalur tersebut.
“Kita disini banyak yang bayar sewa, di Barata misal, ini ibarat membunuh kami secara perlahan,” jelasnya.
Roni berharap, pemerintah terkait dapat mengkaji ulang terhadap penutupan jalur tersebut. Ia menilai, sejak ditutupnya JPL 183 ini banyak pihak yang dirugikan.
“Kalau sampai tidak ada dialog bersama kami, kami akan melakukan aksi. Insyaallah Senin nanti,” tandasnya. (MYU/DZH)
Discussion about this post