Maka dari itu, ia pun juga meminta kepada semua pihak untuk dapat bisa turut andil dalam penertiban truk dengan muatan berlebih.
“Saya kalau rapat sama Cilegon segala macam, saya selalu ngomong, sekarang masalah utama ODOL lah. Kenapa ODOL ini gak pernah diangkat? yang diangkat ini jalan. Yang bahasanya perbaikan abadi itu jalan, tapi penyebabnya gak diangkat. Kita punya jalan itu hanya mampu untuk desain cuman 10 ton, yang lewat truk-truk itu berapa ton yang ODOL-ODOL itu?,” katanya.
Kemudian di samping itu, meski sama-sama jalan nasional, namun saat disinggung perihal masalah pelaksanaan pembangunan ruas jalan nasional penghubung Cikande-Rangkasbitung yang dinilai sarat akan sejumlah kejanggalan, Retno pun mengaku bahwa wilayah tersebut bukanlah ranahnya.
Sehingga, ia tidak bisa banyak memberikan komentar terkait permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan pembangunan di ruas jalan tersebut.
“Kalau Cikande itu bukan ruas saya yah tapi saya bisa bilang, ya semuanya, mungkin saya gak bisa komen yang di sana biar nanti PPK nya yang tanggapi. Tapi, semuanya salah lah. Semua perencanaan tahu masalahnya apa, lahan ada, perencanaan ada, segala macem. Lahan kan, masalah lahan itukan complicated. Pagu kita juga terbatas segala macem,”
“Saya cuman bisa komen yang itu. Jadi semua tiap tahun juga bahasanya kan gitu-gitu aja. Laporan masyarakat tuh bahasanya gitu-gitu aja,” tandasnya.(MG-01/PBN)
Discussion about this post