Dia menerangkan, saat ini ada sekitar 11 ribu pelajar Indonesia di Malaysia, dan 2 ribu pelajar Malaysia di Indonesia.
Menurutnya, kerja sama antara Indonesia dan Malaysia dalam bidang riset merupakan contoh yang sangat baik, bermanfaat untuk negara dan masyarakat.
Menyambut kunjungan Delegasi Malaysia, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menjelaskan, BRIN memiliki tugas dan fungsi sebagai funding agency, executing agency, dan policy maker untuk sektor riset dan inovasi.
Program funding agency, jelas dia, tidak hanya menyediakan infrastruktur, tapi juga program untuk periset, seperti post-doctoral, dan visiting professorship.
“Terkait funding agency, kami tidak hanya mem-provide funding as fresh money, tapi kami mem-provide infrastruktur, dan juga researchers program,” terangnya.
Dengan adanya 12 Organisasi Riset dan 85 Pusat Riset di BRIN, Handoko berharap kerja sama antara Indonesia dan Malaysia dalam riset dan inovasi lebih banyak lagi.
Adapun area kerja sama pada nota kesepahaman ini meliputi energi dan manufaktur; elektronika dan informatika, termasuk kecerdasan buatan; penerbangan dan antariksa; nanoteknologi dan material; energi nuklir; ilmu sosial dan humaniora; arkeologi, sastra dan linguistik; teknologi untuk kesehatan; ilmu hayati dan lingkungan; pangan dan pertanian; ilmu kebumian dan maritim; dan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Sebagai informasi, delegasi Malaysia juga dihadiri perwakilan universitas dan institusi, antara lain Universiti Utara Malaysia, Universiti Malaya, Universiti Kebangsaan Malaysia, Universiti Tenaga Nasional, Universiti Teknologi Malaysia, dan Malaysia Qualification Agency, yang turut mendiskusikan potensi kolaborasi riset dan inovasi.(RMID)
Discussion about this post