Haedar menyatakan hal serupa. Menurutnya, pertemuan dengan Prabowo lebih banyak mendiskusikan soal rencana kerja sama di bidang pengembangan teknologi. Salah satunya adalah pengembangan rudal anti-pesawat karya UAD.
“Proses uji cobanya sudah di Lumajang dan kami kerja sama dengan DAHANA, Pindad dan Kemenhan. Hari ini beliau berkunjung untuk agenda itu,” terang Haedar.
Menurut Haedar, Muhammadiyah memiliki komitmen kebangsaan untuk terus memberikan andil menjaga kedaulatan. Sebab, Muhammadiyah merupakan salah satu entitas yang berdiri sebelum Indonesia terbentuk.
“Kita diskusi, Indonesia ini kaya raya. Penduduk kita juga progresif, yang hidup dalam keragaman. Jadi, yang diperlukan ke depan adalah bagaimana implementasi konstitusi itu dalam kebijakan-kebijakan strategis yang membawa Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur,” paparnya.
Selain bertemu Muhammadiyah, Prabowo juga banyak mengunjungi berbagai pihak. Dalam dua bulan terakhir, dia terus mobile. Mulai dari keluar-masuk pesantren untuk bertemu sejumlah ulama, menghadap tokoh senior TNI, bertemu dengan pimpinan parpol, sampai berkali-kali menghadap Presiden Jokowi.
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin memandang, Prabowo begitu lincah. Hal itu wajar dilakukan jika Prabowo ingin menang di Pilpres 2024.
“Saya melihatnya sebuah keniscayaan dan keharusan Prabowo ke mana-ke mari jika ingin menang. Suka tidak suka, dia harus gesit, progresif, dan lincah,” ucap Ujang, kemarin.(pbn/rmid)
Discussion about this post