BAGI pembaca setia koran harian Banten Pos maka tak akan asing jika mendengar rubrik ‘Mang Jaseng’. Kini, Mang Jaseng kembali menemani pembaca dalam bentuk tayangan Podcast.
Mang Jaseng merupakan rubrik yang telah hadir sejak pertama kali koran Banten Pos cetak tahun 2011 silam. Awalnya, rubrik ini berisikan tentang pemberitaan peristiwa maupun isu yang ditranslite ke dalam bahasa jawa serang.
Dalam perjalanannya, sempat mengalami pergeseran menjadi rubrik sentilan bagi pihak terkait yang ada dalam sebuah pemberitaan. Agar dapat segera mengambil tindakan atas peristiwa atau isu yang terjadi ditengah masyarakat.
Bahkan, Banten Pos sempat mendapatkan apresiasi karena menjadi salah satu koran di Banten yang turut melestarikan bahasa lokal, yakni bahasa jawa serang.
Setelah lebih dari tiga tahun vakum, kini melalui channel YouTube Banten Pos, Mang Jaseng hadir ditengah-tengah penikmat layanan Media digital Banten Pos. Tentu hadirnya Podcast Mang Jaseng ini juga bertujuan melestarikan bahasa lokal. Dengan harapan bahasa ibu asli Serang ini tetap lestari menemani kehidupan dalam dialog masyarakat serang dan sekitarnya.
Terlebih lagi, informasi yang diberikan oleh para pelestari bahasa jaseng mengungkapkan jika penggunaan bahasa jaseng ini kian tahun kian menurun. Penyebabnya, misalnya pertama, karena sudah tidak diajarkan oleh orang tuanya. Kedua, ada gengsi orang serang menggunakan jaseng di ruang-ruang publik.
Meski demikian, patut disyukuri juga saat ini bahasa jawa serang hadir pada muatan lokal (mulok) pada tingkat pendidikan dasar dan menengah di Banten dengan nama lain bahasa jawa banten.
Podcast Mang Jaseng nantinya akan bermateri dan mengupas isu-isu kekinian yang ada ditengah-tengah masyarakat Serang khususnya dan Banten pada umumnya. Yang dibawakan secara ringan agar dapat dinikmati oleh semua kalangan. Tentunya dengan menggunakan bahasa jawa serang Mang Jaseng siap mewarnai kehidupan masyarakat serang. (*)
Discussion about this post