Suku bunga acuan atau yang lebih dikenal sebagai BI-7day (reverse) repo rate tetap pada kisaran 5,75 persen, sejak Februari hingga Juni 2023, dengan suku bunga dasar kredit (SBDK) per juni pada kisaran 13,06 persen. Bila dibandingkan dengan tahun lalu, angka ini memang lebih tinggi namun besaran kenaikan SBDK kian melandai setiap bulannya. Hal ini akan berdampak positif bagi penyaluran kredit konsumsi sebab masyarakat pada umumnya sensitif terhadap kenaikan harga dan suku bunga.
Dengan suku bunga yang stabil, risiko kredit bermasalah juga terus memperlihatkan perbaikan. Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperlihatkan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) secara gross pada akhir Mei 2023 sebesar 2,52 persen, lebih rendah bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya mencapai 3,04 persen.
‘’Dengan kondisi global yang masih penuh ketidakpastian, Indonesia mampu menjaga inflasi yang cenderung menurun, dan kredit masih memperlihatkan penguatan, sehingga tidak ada alasan khawatir terhadap pertumbuhan ekonomi,’’ papar Emil. Saham-saham big-cap cukup menarik untuk diperhatikan bila investor mulai melirik pasar saham, ujarnya lebih lanjut.(RMID)
Discussion about this post