JEPANG, BANPOS – Pebulutangkis tunggal putra Indonesia, Chico Aura Dwi Wardoyo sukses membawa pulang gelar juara tunggal putra turnamen bulutangkis Taiwan Open 2023. Gelar itu diraih, setelah mengalahkan wakil tuan rumah, Su Li Yang 23-21 dan 21-15.
Bermain di hadapan pendukungnya di Tian-Mu Arena, University of Taipei, Su Li Yang yang menempati peringkat ke-42 dunia, memberikan perlawanan ketat terhadap Chico. Ia bahkan sempat berhasil menyamakan kedudukan menjadi 20-20, setelah tertinggal dua poin.
Namun, Chico berhasil mengatasi situasi di angka kritis. Pemain Indonesia rangking ke-23 dunia ini akhirnya memenangi game pertama dengan 23-21 setelah dua kesalahan yang dilakukan Su Li Yang.
Pada game kedua, duel kedua pemain kembali berjalan sengit. Namun, Chico mampu menguasai permainan dan unggul 11-8 di interval game ini. Setelah laga dilanjutkan kembali, Su Li Yang sudah susah mengejar dan semakin tertinggal hingga akhirnya pertandingan berakhir pada menit ke-52 dengan skor 21-15 untuk keunggulan Chico.
Hasil ini membuat rekor pertemuan kedua pemain menjadi 2-0 untuk keunggulan Chico. Sebelumnya, mereka berhadapan di turnamen yang sama di babak 16 besar pada 2018. Saat itu, Su Li Yang juga kalah dalam dua game langsung.
Ini menjadi gelar kedua yang diraih Chico. Sebelumnya, ia menjuarai turnamen BWF Super 500 Malaysia Masters 2022. Kemenangan ini bisa menjadi awal bagi pemain berusia 25 tahun untuk mengejar gelar lainnya di tahun ini.
Chico menjadi wakil Indonesia satu-satunya yang meraih gelar juara di turnamen tersebut. Pasalnya, wakil Indonesia di sektor ganda putri yakni pasangan Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi gagal memanfaatkan peluang meraih kemenangan.
Pasangan yang akrab disapa Ana/Tiwi itu mendapat kejutan tak mengenakan setelah keunggulan mereka direbut oleh ganda putri Korea Selatan Lee Yu Lim/Shin Seung pada babak final yang berlangsung dalam rubber game 21-18, 17-21, 17-21.
Duo Indonesia yang secara peringkat lebih unggul dibanding Lee/Shin itu memulai pertandingan dengan solid dan mampu mengemas kemenangan gim pertama. Sayangnya, pola permainan mereka mengendur dan lebih banyak menerima umpan serta serangan pada game kedua. Kalah strategi dan tidak mampu keluar dari tekanan, membuat Ana/Tiwi kesulitan mencetak angka.
Discussion about this post