Temuan ini sejalan dengan ketidakpuasan CIO terhadap sebagian besar basis teknologi informasi yang telah terpasang di organisasi mereka, dan sebagian besar mengatakan bahwa mereka akan mengganti setengah atau lebih aset teknologi yang mereka miliki saat ini jika ada kesempatan.
Sehingga tidak mengherankan apabila CIO beralih ke penawaran ‘as a Service’ (aaS) untuk aset teknologi mereka. Menerapkan solusi aaS, disebut dapat menyederhanakan dan mengoptimalkan segalanya, dan memungkinkan para pemimpin teknologi informasi untuk fokus pada inovasi dan lebih tanggap dalam merespons perubahan organisasi mereka.
Dengan sistem pembayaran sesuai penggunaan, mulai dari pengadaan hingga penerapan, dan pengelolaan infrastruktur hingga perangkat keras beserta lisensi, aaS memberdayakan CIO dan tim teknologi informasi untuk fokus pada inovasi atau hal yang lebih strategis, hal ini merupakan manfaat yang disadari sebagian besar CIO.
Sebagian besar 92 persen CIO, sedang mempertimbangkan untuk menambahkan solusi aaS baru ke dalam aset teknologi mereka selama dua tahun ke depan. Hal ini didukung oleh 71 persen CIO yang mengatakan bahwa antara 11 persen dan 50 persen sistem teknologi informasi mereka saat ini telah dijalankan dengan berbasis aaS.
Selanjutnya, perangkat lunak aaS, infrastruktur aaS dan perangkat aaS digunakan oleh lebih dari etengah CIO, jumlah ini merupakan lebih banyak daripada tahun sebelumnya.
Peluang organik dan AI untuk pemimpin Teknologi Informasi
Dari penelitian yang dilakukan, terdapat dua prioritas utama sangat menonjol. Pertama, munculnya kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin (AI/ML) sebagai prioritas utama teknologi informasi yang mendorong ambisi untuk berinovasi.
Kedua, peluang yang berhubungan dengan pengelolaan manusia, mengingat bahwa menarik dan mempertahankan karyawan sangat penting untuk kesuksesan perusahaan.
AI/ML dengan cepat menjadi prioritas mendesak bagi CIO, karena mereka berusaha untuk tetap mengikuti perkembangan pesat kemajuan teknologi. Tidak kurang dari 43 persen CIO merasakan ‘tuntutan mendesak’ untuk menjadikan AI/ML sebagai prioritas, hanya sedikit di belakang angka keamanan siber yang mencapai 51 persen.
Discussion about this post