Kemudian Wawan menyatakan, pihaknya juga meminta tidak hanya pemerintah. Namun, pemangku kepentingan lainnya seperti pengusaha, industri dan swasta juga bisa terlibat.
“Kami harap bisa terlibat dalam memperkuat keberadaan KKB di kelurahan,” tandasnya.
Di tempat yang sama, Fungsional Ahli Madya pada Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Banten, Ubang Sobari, mengapresiasi upaya Pemkot Cilegon dalam membangun KKB.
Terbukti, dari keterlibatan semua pihak baik instansi Pemkot Cilegon maupun lintas sektoral yang ada di Cilegon.
“Sehingga, mampu secara bahu membahu menyejahterakan masyarakat, merubah mental, sikap dan perubahan perilaku dari tidak mau menjadi mau dan dari tidak tahu menjadi tahu,” ungkapnya.
Sementara, Kepala Bidang Perencanaan dan Pelaporan Keuangan pada BAZNAS Kota Cilegon, Bambang Widyatmoko mengaku untuk mendukung program KKB itu dalam setahun pihaknya menggelontorkan anggaran senilai Rp83 juta.
Anggaran yang telah digelontorkan itu lanjut Bambang digunakan untuk membeli kebutuhan makanan untuk anak stunting di enam kelurahan di Kota Cilegon.
Bambang berharap, melalui bantuan anggaran itu mampu membantu Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon dalam menurunkan angka stunting di Kota Cilegon.
Seperti Diketahui, 13 KKB yang ada di Kota Cilegon yaitu KKB Teratai, Kelurahan Karang Asem, KKB Kosambi, Kelurahan Panggung Rawi, KKB Melati, Kelurahan Rawa Arum, KKB Wijaya Kusuma, Kelurahan Taman Sari, KKB Asafa, Kelurahan Tegal Bunder, KKB Raudhatunnisa, Kelurahan Bagendung.
Selanjutnya ada KKB Tulip, Kelurahan Cikerai, KKB Rampai, Kelurahan Deringo, KKB Lumba-Lumba, Kelurahan Kepuh, KKB Sakura, Kelurahan Gerem, KKB Kemangi, Kelurahan Kota Bumi, KKB Kelurahan Banjar Negara dan KKB Kelurahan Sukmajaya. (LUK)
Discussion about this post