SERANG, BANPOS – Semakin banyaknya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kota Serang yang berkeliaran di jalan-jalan Kota Serang, membuat Dinas Sosial (Dinsos) Kota Serang mengaku kewalahan untuk menangani hal tersebut.
Hal itu terjadi karena minimnya anggaran yang disediakan oleh Pemerintah Kota Serang untuk penanganan PMKS. Akibatnya, para PMKS yang sudah pernah diberikan teguran pun kembali turun ke jalanan di Kota Serang, serta melakukan aktivitas meminta-minta atau mengemisnya lagi.
Kepala Dinas Sosial Kota Serang, Toyalis mengaku bahwa instansinya telah melakukan pendampingan mulai dari asesmen, hingga pemberian bantuan kepada PMKS. Akan tetapi, hingga kini masih belum ada perubahan yang ditunjukkan.
“Sebelumnya, kita sudah pernah melakukan asesmen terhadap PMKS di Kota Serang, bahkan sudah diberikan surat teguran untuk tidak meminta-minta lagi di jalan, akan tetapi mereka malah kembali lagi ke jalan,” ujarnya, senin (5/6)
Dirinya juga mengatakan bahwasannya pihaknya untuk memberdayakan para PMKS seperti anak jalanan sudah beberapa kali mengirimkan mereka untuk mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Dinsos.
“Kita sudah pernah mengirim tiga anak untuk pelatihan, saya tanya kenapa anak jalan tidak dikirim, ternyata mereka pada kabur. Jadi memang sudah wataknya mungkin ingin seperti itu. Mentalnya seperti itu tidak mau berubah, jadi susah,” katanya.
Toyalis juga mengaku heran terhadap para anak-anak muda yang mau jadi pengemis di jalan. Pasalnya, mereka masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
“Saya juga heran kenapa anak-anak muda mau minta-minta di jalan,” ujarnya.
Toyalis menerangkan terkait alasan PMKS memilih untuk melakukan kegiatan meminta-minta di jalan, selain karena kebutuhan hidup untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya, tampaknya memang sudah menjadi sebuah kebiasaan. Jadi, saat diberikan sebuah pendampingan PMKS tersebut malah melarikan diri.
“Alasannya untuk kebutuhan hidup. Tapi setelah diberikan pendampingan mereka kabur melahirkan diri,” terangnya.
Dirinya juga mengungkapkan, instansinya dalam upaya pemberdayaan PMKS yang ada di wilayah Kota Serang sudah memiliki tempat penampungan. Akan tetapi, untuk program pendampingan khusus, Kota Serang masih belum memiliki sarana penunjang, maupun fasilitas yang dimiliki masih belum sesuai.
“Ya kalau tempat memang sudah ada, tapi kalau mereka suruh tidur saja, ya ngapain. Mereka juga kan harus dikasih makan, juga sarana penunjang lainya.Terkecuali yayasan yang punya Kemensos, mereka ada anggarannya, ada anggaran untuk pelatihanya, sedang di Kota Serang nggak ada anggarannya,” ungkapnya
Toyalis juga menyebutkan, para PMKS yang berkeliaran di Kota Serang bukan hanya berasal dari Kota Serang, akan tetapi juga dari luar Kota Serang.
“Kebanyakan sih orang Serang asli, campur saja, ada orang Serang, ada juga dari luar,” ucapnya.
Sekadar diketahui, PMKS di Kota Serang terbagi menjadi 26 golongan, dari mulai fakir miskin, anak jalanan, gelandangan, pengemis, manusia silver, manusia badut, manusia kemoceng, pengamen, sampai ke manusia gerobak.(MG-02/PBN)
Discussion about this post