“Konsepnya mudah dan murah,” ungkap Tine.
Diakuinya, saat praktik mengambil makanan, masih ditemukan ibu yang ambil nasi dan kentang atau dobel karbohidrat. Sehingga masih perlu digiatkan lagi edukasinya.
Diungkapkan program model seperti ini akan diteruskan ke TP PKK Kabupaten/Kota hingga sampai ke TP Desa/ Kelurahan agar sampai ke rumah tangga.
“Hari ini adalah launching dengan TP PKK Kota Serang. Mudahan-mudahan, mulai 17 Juni kita mulai marathon, direplikasi di 7 Kabupaten/Kota di Provinai Banten yang akan ditularkan ke tingkat Kecamatan hingga Desa/Kelurahan agar semuanya bergerak. Karena kuncinya adalah meningkatkan pemahaman keluarga pada stunting, dampaknya, serta bagaimana penanganannya,” ungkapnya.
Masih menurut Tine, ini adalah fase Pemerintah hadir melalui TP PKK.
“Kita langsung mengedukasi ke rumah-rumah. Karena PKK adalah organisasi yang sampai ke rumah tangga,” jelas Tine.
“Melalui pemantauan langsung ini, periode emas khususnya di masa kehamilan sampai bayi usia dua tahun terjaga. Karena itu adalah pondasi dasar untuk memastikan SDM unggul,” tambahnya.
Diharapkan, pada periode emas ini anak-anak tidak mengalami gangguan khususnya dalam kecukupan gizi dan stimulasi. Sebanyak 67 anak dibawah dua tahun dan 150 ibu hamil mengikuti kegiatan ini. (RUS/AZM)
Discussion about this post