PANDEGLANG, BANPOS – Salah satu atlet taekwondo Kabupaten Pandeglang, yang ikut bertanding pada perhelatan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) ke-VI Banten tahun 2022 lalu, merasa kurang diperhatikan bahkan bonus yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang diduga ada pemotongan.
Atlet Taekwondo Kabupaten Pandeglang, Yulfizar mengaku bahwa semenjak menjadi atlet kurang diperhatikan oleh pemerintah daerah dalam pemenuhan kebutuhan para atlet.
“Saya atlet taekwondo Pandeglang dari sejak tahun 2012, jadi sejak junior. Untuk seorang atlet di Pandeglang itu kurang begitu diperhatikan, seperti vitaminnya, uang Latihan dan lain-lainnya,” kata Yulfizar kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Menurutnya, meskipun dirinya pernah meraih prestasi, bahkan sempat mengalami cedera pun tidak pernah ada perhatian dari pemerintah daerah. Padahal ia menggantungkan hidupnya sebagai seorang atlet.
“Saya menggantungkan hidup menjadi seorang atlet, seharusnya saya dapat memenuhi kebutuhan hidup dari hasil sebagai seorang atlet. Saya pernah juara 1 pra PON, juara 1 nasional tapi perhatiannya belum signifikan. Saya sempat cedera, ketika laporan cuma diberi ucapan ‘Cepat sembuh ya’ seperti itu,” terangnya.
“Taekwondo itu olahraga bela diri, kalau cedera itu taruhannya hidup dan mati. Saat berlaga ada yang ketendang itu bisa cedera dan akhirnya bisa cacat,” sambungnya.
Dengan bonus atau kadeudeuh yang diberikan oleh Pemkab Pandeglang, ia berharap tidak ada pemotongan dan jumlah bonus yang diberikan kepada lebih maksimal seperti daerah lain.
“Harapan saya sih bonusnya jangan dipotong lah. Taruh lah bonus untuk medali emas Rp5 juta dan perak Rp4 juta, di wilayah lain bonusnya mencapai tujuh kali lipat. Tidak usah jauh-jauh, di Kabupaten Lebak bonus untuk medali emas itu sudah Rp15 juta dan itu dua bulan sudah cair. Kalau kita enam bulan baru dibayar,” ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Umum KONI Pandeglang, Mustandri membantah bahwa pemotongan bonus atau kadeudeuh bagi atlet peraih medali tersebut tidak benar dan bonus tersebut diberikan secara utuh.
“Itu ga benar. Ga ada pemotongan kadeudeuh bagi atlet peraih medali. Iya utuh. Total keseluruhan Rp530 juta,” katanya.
Saat ditanya terkait rincian jumlah masing-masing medali dan besarannya, Mustandri tidak memberikan jawaban dan membalas bahwa ia sedang dalam perjalanan.
“Tar ya ini lagi nyetir di perjalanan,” ucapnya.(dhe/pbn)
Discussion about this post