”Masih ada beberapa tempat yang berkaitan dengan rawan bencana potensi tsunami di sepanjang pantai, dari Cilegon sampai ke Bayah sana. Sumur belum ada berarti, kemudian Bayah juga. Nanti kita pertimbangkan hal itu. Termasuk juga pantai Utara mungkin. Termasuk di Kota Serang, dan juga di Pantai Kabupaten Tangerang nah itu belum ada juga,” sambungnya.
Perihal target, Nana berharap pengadaan alat tersebut dapat direalisasikan di perubahan anggaran tahun ini. Namun, dirinya mengaku tidak ingin terburu-buru soal pengadaan itu.
”Kalau ini selesai kita kaji, ya paling tidak di perubahan anggaran sudah bisa kita ajukan. Kalau tidak bisa ya, tahun depan,” ungkapnya.
Sementara itu anggota Komisi V DPRD Provinsi Banten Sopwan mengaku dirinya mendukung langkah BPBD Provinsi Banten dalam pengadaan alat deteksi dini potensi tsunami itu.
Karena menurutnya, terkait pengadaan alat tersebut merupakan suatu yang penting dan sangat dibutuhkan. Lantaran dengan adanya alat deteksi itu, paling tidak masyarakat di pesisir pantai Banten dapat terselamatkan dari adanya potensi tsunami.
”Kalau melihat kebutuhannya sangat urgent ya. Karena ada isu-isu bahwa provinsi Banten khususnya pantai selatan itu memang ada kekhawatiran isu itu akan ada sekian meter ombak atau tsunami yang akan menggulung wilayah provinsi Banten,”
”Inikan serem juga gitu. Antisipasi itu saya kira penting demi keselamatan jiwa masyarakat di provinsi Banten,” tuturnya.
Oleh karenanya, Sopwan juga mendorong Pemerintah Provinsi Banten untuk dapat menganggarkan pengadaan alat yang dibutuhkan oleh BPBD Provinsi Banten itu.
”Kalau memang pemerintah provinsi Banten dalam hal ini dapat menganggarkan, kenapa tidak? Demi kemaslahatan umat dan demi kemaslahatan rakyat,” tandasnya. (MG-01/AZM)
Discussion about this post