“Dikumpulkannya pada rapat kali ini bertujuan untuk kebersamaan. Salah satunya lokus kegiatan penanganan stunting yang dimana Lokus tersebut sudah di SK kan oleh Ketua TPPS,” kata Rohim kepada BANPOS.
Rohim menjelaskan, latar belakang munculnya stunting di masyarakat dikarenakan oleh berbagai faktor. Salah satunya, asupan gizi dan nutrisi bagi anak. Menurutnya, kampanye akan kesadaran asupan gizi yang cukup bagi anak, balita hingga ibu hamil harus terus digencarkan guna pengentasan stunting secara serius di Lebak.
“Selain itu pula, faktor lainnya ialah fasilitas layanan kesehatan yang tersanitasi atau tidak, kesediaan pangan mulai dari desa dan lainnya. Maka dari itu, kita harus galakan Program Penanganan Stunting Terpadu yang tentu bersamaan dengan Pemantauan dan Evaluasi,” jelasnya.
Ia memaparkan, Berdasarkan data dari SSGI, kasus stunting di Lebak mengalami penurunan yang sebelumnya berada di angka 27,3 persen, kini berada di 26,2 persen. Sedangkan berdasarkan EPPGBM yakni 24,27 persen.
“Tentu keberhasilan ini bukan milik satu pihak saja, namun ini karena komitmen bersama dalam keseriusan pengentasan stunting di Lebak,” tandasnya. (MYU/DZH)
Discussion about this post