“Ibarat puzzle yang sebelumnya terpisah, kami rangkai menjadi sebuah gambar itu namanya Argosolution,” ujar Hilmi.
Selain menyelaraskan elemen pertanian, pihaknya juga mengakomodir keluhan dari para petani. Menurutnya, kebanyakan para petani mengeluh soal kualitas pupuk.
Sering kali, para petani mengeluarkan biaya untuk membeli pupuk, tetapi tak ada hasil. Selain itu, tanaman tebu yang dihasilkan berukuran kecil dan jumlah panen jauh di bawah target. Bahkan, petani juga kerap kena tipu oleh para penjual pupuk-pupuk palsu.
“Salah satunya, petani kesulitan mendapatkan pupuk karena mahal. Tentu kami berusaha memberi solusi. Misalnya, memberi harga diskon khususnya petani yang ikut program melalui KPTR,” ujarnya.
Salah satu petani tebu asal Kulonprogo, Narko mengaku, sangat terbantu dengan program Agrosolution Pupuk Kaltim. Dia sempat menggunakan pupuk dengan merek lainnya. Hasilnya, justru tak bisa maksimal.
Menurutnya, usai menggunakan pupuk NPK Pelangi, ukuran tebu yang dia tanam tumbuh lebih besar tiga kali lipat.
“Setelah kita aplikasikan Pupuk Kaltim itu, manfaatnya sangat tinggi sekali. Dari segi cost menjadi bisa irit. Besarnya hampir 3 kali lipat. Dari besarnya tebu dan ketinggian tebu relatif jauh sekali. Sehingga petani sangat terbantu sekali bisa ngirit biaya,” bebernya.
Untuk diketahui, saat ini Pupuk Kaltim menjalankan Program Agrosolution pada 10 lokasi di wilayah distribusi, dengan total lahan mencapai 19.002 hektare (Ha) dengan 10.489 petani. Pupuk yang dimanfaatkan dalam program ini sebanyak 1.704 ton untuk NPK dan 1.188 ton untuk Urea. (RMID)
Discussion about this post