SERANG, BANPOS – Kementerian Agama Kota Serang melalui Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Kota Serang, menggelar Gebyar Ramadan pada Rabu (5/4) di Kantor Kemenag Kota Serang. Kegiatan diisi dengan beragam perlombaan antara lain menganyam ketupat dan Kultum Bahasa Jawa Serang (Jaseng).
Perlombaan menganyam ketupat lebaran dilakukan dalam rangka melestarikan budaya religi. Sebab, di bulan Ramadan identik dengan adanya ketupat, terutama saat Nuzulul Quran dan diakhir Ramadan.
Ketua IGRA Kota Serang, Julaeha, menyampaikan kegiatan Gebyar Ramadan ini dilaksanakan sebagai wadah untuk berkumpul dan bersilaturahmi antar guru. Hal ini juga dilakukan guna mempererat tali silaturahmi antar guru se-Kota Serang.
“Jadi acara Gebyar Ramadan ini diadakan sebagai wadah untuk mempererat silaturahmi antar guru se-Kota Serang,” ujarnya, Rabu (5/4).
Ia menjelaskan, kegiatan perlombaan menganyam ketupat dan tausiah menggunakan bahasa Jaseng berjalan dengan meriah. Hal itu juga dilakukan sebagai bentuk edukasi kepada para Guru RA dan juga dalam rangka melestarikan bahasa lokal Kota Serang.
“Kegiatan ini didalamnya ada dua event yaitu menganyam ketupat yang menjadi wadah untuk mengedukasi dan juga mengasah kreativitas Guru. Selain itu juga ada tausiah bahasa Jaseng, karena kan kita ada di lingkungan Kota Serang jadi harus tau bahasa Jaseng ini,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Kemenag Kota Serang, Abdul Rojak mengungkapkan kegiatan Gebyar Ramadan ini bertujuan sebagai bentuk syi’ar Ramadan. Kegiatan ini juga dilakukan dalam membentuk mengasah keterampilan Guru Raudhatul Athfal dengan adanya perlombaan menganyam ketupat lebaran.
“Kegiatan Gebyar Ramadan ini tujuannya untuk syi’ar Ramadan, juga sebagai bentuk mengasah keterampilan para Guru Raudhatul Athfal. Karena dalam kegiatan ini ada perlombaan menganyam ketupat lebaran yang butuh ketelitian, konsentrasi, fokus dan juga betul-betul penuh keseriusan,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan harapannya agar guru-guru kedepannya bisa semakin kompeten, semakin serius dan semakin giat dalam melakukan pembelajaran. Hal ini juga dibarengi dengan melestarikan budaya keagamaan yang sifatnya Religius.
Discussion about this post