“Padahal narasi-narasi itu adalah bukan narasi yang berkepribadian kita sebagai bangsa Indonesia. Karena bangsa Indonesia begitu beruntung mendapatkan legacy warisan narasi-narasi nasionalisme kebangsaan yang tentunya tidak bisa kita kesampingkan begitu saja,” terang mantan Kapolda Papua ini.
Kondisi itulah, lanjut Boy, dalam berbagai aspek kehidupan segenap elemen bangsa harus mempromosikan kesatuan dan menjauhkan dari segala isu-isu yang dapat mengakibatkan perpecahan.
Itu penting karena berkaitan dengan aktivitas politik akhir-akhir ini dan menjelang Pemilu 2024, sikap dan perilaku yang berpotensi mengarah terjadinya konflik sosial yang mengarah kekerasan.
“Karena pada pada dasarnya terorisme itu adalah kekerasan, violent extremission. Yang di antaranya dalam Undang-Undang kita itu bahkan disebut memiliki motif Ideologi dan politik.
Kita tidak ingin pesta demokrasi Indonesia yang sudah semakin baik dari tahun ke tahun indeks demokrasi kita menunjukkan angka yang baik tetapi dengan catatan adanya berbagai masalah-masalah di masa lalu yang tentu harus kita upayakan ke depan tidak menjadi bagian yang terulang kembali. Ini adalah ikhtiar,” paparnya.
Yang penting saat ini, katanya, komitmen pemahaman dan mindset cara berdemokrasi yang pro kepada perdamaian yang harus digaungkan. Hal ini penting karena bangsa Indonesia tentu saja tidak ingin karena demokrasi malah menjadi saling bermusuhan, saling melemparkan narasi-narasi pecah belah. “Padahal kita tidak diajarkan begitu oleh leluhur kita,” tandas Boy.
Hadir pada kegiatan itu Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, yang bertindak sebagai keynote speech. Hadir juga Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, Anggota Bawaslu Herwyn JH Malonda.
Dialog ini diikuti 120 perwakilan partai politik peserta Pemilu 2024 dan 180 orang perwakilan dari Kementerian dan Lembaga.
Dalam kegiatan ini juga akan diselenggarakan Penandatanganan Kesepakatan Bersama (MoU) partai politik peserta Pemilu 2024 dan penandatanganan antara BNPT dengan KPU dan Bawaslu.
Setelah itu dilakukan dialog kebangsaan dengan narasumber Kepala BNPT, Anggota Bawaslu Herwyn Malonda, Prof Jimly Asshiddiqie, dan pengamat komunikasi politik Hendri Satrio.(RMID)
Discussion about this post