Skema pemilu serentak ini, kata dia, baik di level nasional dan lokal (provinsi dan kabupaten/kota) menyelenggarakan pemilihan anggota legislatif (DPR/D dan DPD) bersamaan dengan pemilihan presiden dan wakil presiden. Berdasarkan UU Nomor 7 Tahun 2017. Penyelenggaraan Pemilihan Umum bertujuan untuk menciptakan pemerintahan presidensial yang stabil dan efektif.
“Dimana dengan berlakunya coattail effect (efek ekor jas), pemilih cenderung memilih partai politik yang mendukung calon presiden pilihannya, pemerintahan yang terbelah (divided government) dapat dicegah. Kemudian juga untuk memberikan ruang bagi pemilih untuk memutuskan pilihannya secara cerdas,” katanya.
Menurutnya, berdasarkan evaluasi dirinya melihat bahwa skema pemilu serentak lima kotak yang diterapkan dalam Pemilu 2024 harus berhasil mencapai tujuan yang melatarbelakangi pelaksanaan pemilu serentak.
Yang pertama, coattail effect pemilihan presiden (pilpres) terhadap pemilihan anggota legislatif (pileg) relatif terbatas. Terbatasnya efek ekor jas diakibatkan oleh komplikasi pemilu serentak yang dikombinasikan dengan sistem perwakilan proporsional daftar terbuka.
“Hal ini didukung juga dengan besaran daerah pemilihan (district magnitude) yang relatif besar. Dengan kata lain, Pemilu 2019 belum memberikan insentif yang signifikan bagi pemilih untuk menjadikan pilihan Pileg dan Pilpres mereka sebagai satu paket (straight ticket voting) sebagaimana yang menjadi tujuan awal pelaksanaan pemilu serentak,” jelasnya.
Yang kedua, kata Eko, Naskah Akademik UU Pemilu meyakini bahwa pemilu serentak akan mendorong pemilih untuk memutuskan pilihan dengan lebih cerdas, juga tidak tercapai. Survei Kadaka memperlihatkan bahwa mayoritas responden (74 persen) merasa kesulitan karena harus mencoblos lima surat suara. Lebih jauh, keserentakan pemilu dengan kombinasi daftar terbuka dan daerah pemilihan yang besar telah memaksa pemilih kita dalam kategori pemilih dengan low information.
“Dengan kata lain, tujuan agar pemilih bisa dengan cerdas memilih juga tidak tercapai,” katanya.
Discussion about this post