JAKARTA, BANPOS – Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan beroperasi sekitar lima bulan lagi. Saat ini sudah masuk ke pekerjaan akhir, yaitu menyiapkan persinyalan, track laying, sistem kelistrikan dan pembangunan akses terintegrasi antar moda untuk memudahkan akses masyarakat.
Tidak gampang. Tapi pasti bisa. Teknologi yang diadopsi, berasal dari China dan tergolong yang paling canggih di sana. Tak perlu khawatir karena China sudah menggunakan sistem perkeretaapian terbaiknya ini di jalur sepanjang 40 ribu kilometer. Rasanya tidak sabar lagi menantikan momentum bersejarah, saat peradaban transportasi kita naik level. Punya kereta dengan kecepatan sampai 360 km/jam. Tergolong yang tercepat dan termaju teknologinya di Asia Tenggara.
Rakyat Merdeka dan sejumlah pemimpin redaksi media massa diajak Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meninjau proyek kereta cepat, Sabtu (28/1). Dari Jakarta, rombongan menggunakan kereta panoramic yang ditempelkan pada rangkaian Argo Parahyangan menuju Stasiun Bandung. Menhub didampingi Dirjen Perkeretaapian Risal Wasal dan Dirut KAI Didiek Hartantyo. Dari Stasiun Bandung, perjalanan diteruskan menggunakan bus menuju Tegalluar. Di sana diterima oleh Dirut KCIC Dwiyana Slamet Riyadi.
Tegalluar adalah depo atau rumahnya kereta api cepat. Di tempat ini, kereta dirangkai, dicek, juga akan menjadi tempat perawatan sekaligus perbaikan. Di sana, tampak ada satu rangkaian kereta cepat yang parkir. Moncongnya seperti peluru, terdapat di bagian depan dan belakang. Warna perak, dengan aksen merah putih. Rombongan diajak masuk ke dalam gerbong kelas ekonomi dan eksekutif. Bagian dalam interiornya mengingatkan pada kondisi kereta cepat di China. Persis. Bedanya, corak kursi kereta kita nuansa batik megamendung. Cantik, dengan satu aksen warna berbeda di tiap barisnya.
Berikut Videonya:
Dirut KAI Didiek Hartantyo mengatakan, progres pembangunan konstruksi kereta cepat saat ini mencapai 84 persen. Tersisa 16 persen lagi pekerjaan yang harus diselesaikan. Targetnya, Mei 2023 dilakukan uji coba operasi. “Kami optimis Juni selesai. Dan Juli bisa beroperasi komersial,” katanya.
Dirut KCIC mengatakan, waktu yang mepet menjadi tantangan untuk menyelesaikan proyek ini. “Concern utama kami adalah memberi kemudahan akses kepada penumpang,” ujar Dwiyana.
Saat beroperasi nanti, pengguna kereta cepat akan berangkat dari stasiun di Halim, Jakarta. Sekitar 11 menit, sampai di Stasiun Karawang. Dari situ, kereta akan full speed sampai Stasiun Padalarang. Halim-Padalarang membutuhkan waktu sekitar 38 menit. Penumpang turun di stasiun ini dan langsung diarahkan naik kereta khusus menuju Stasiun Bandung, sekitar 20 menit. Total waktu yang ditempuh, Jakarta-Bandung sekitar 58 menit.
Dari 16 persen bagian yang belum diselesaikan, apa saja kesulitannya? Dirut KCIC menjawab,“Paling rumit yaitu menginterkoneksi tiap bagian. Tapi kami yakin bisa menyelesaikannya. Alhamdulillah, support luar biasa dari pemerintah.”
Menhub mengatakan, dia bersama Luhut Binsar Panjaitan (Menko Marves) dan Erick Thohir (Menteri BUMN) ditugaskan Presiden untuk mengawal proyek ini. “Cost dari kemacetan itu triliunan. Oleh karenanya, Bapak Presiden Jokowi memberikan tantangan kepada kami untuk membangun MRT, LRT, kereta cepat, dan transportasi publik lainnya. Ini diharapkan bisa mengurangi kerugian yang ditimbulkan akibat kemacetan,” ucap BKS, sapaan akrab Budi Karya Sumadi.
Menurutnya, Indonesia akan menjadi negara Asia Tenggara pertama yang memiliki kereta berkecepatan hingga 360 km/jam, berteknologi tinggi. Sehingga bisa menjadi sarana belajar dan laboratorium anak-anak bangsa. Termasuk juga penting bagi peningkatan kemampuan dan pengalaman SDM bidang perkeretaapian.
Argo Parahyangan Panoramic Yang Ciamik
Ketika kereta api cepat ini berlari di rel Jakarta-Bandung pada Juli 2023, bagaimana nasib Argo Parahyangan? Beredar kabar bahwa Gopar (sebutan singkat Argo Parahyangan), akan dimatikan, saat KA cepat beroperasi. Betulkah? Tidak pernah ada penjelasan resmi. Pemerintah pun belum pernah memutuskan soal itu.
Sekarang ini, justru Argo Parahyangan malah memoles penampilan. Mulai Februari, rangkaian Gopar akan ditambah kereta panoramic yang keren. Sepanjang perjalanan sekitar 3 jam, kita akan disuguhkan pemandangan 360 derajat yang indah sekali.
Rombongan dari Jakarta menuju Bandung, sudah mencoba Gopar versi panoramic ini. Kereta api rasa liburan, yang akan jadi surga untuk para pembuat konten. Dinding kanan kiri dan atapnya kaca. Bisa dibuka tutup otomatis. Penumpang mendapatkan sensasi luar biasa. Pandangan lepas ke segala arah, bahkan langit biru pun terlihat jelas.
Di sepanjang jalan, pemandangan Jakarta-Bandung menyegarkan mata. Persawahan, kebun seperti karpet kehijauan. Sungai yang jalurnya meliuk, hingga terowongan dan lajur-lajur rel kereta cepat yang melingkar di antara pegunungan. Kebetulan, cuaca hari itu mendung, lalu hujan. Rintik-rintik air jadi atraksi tersendiri. Penumpang menikmati tetesan hujan yang berjatuhan di atap kaca kereta.
Menhub tampak senang sekali. Dia bilang, penumpang yang ingin menikmati keindahan suasana perjalanan ke Bandung bisa memilih kereta ini. Tak perlu ke Amerika, Jepang atau Swiss untuk merasakan kereta panoramic. “Sensasinya berbeda karena kita bisa menikmati pemandangan di sepanjang jalan,” kata BKS.
Panoramic selama ini hanya bisa dinikmati di perjalanan KA Taksaka Jakarta-Yogyakarta. Pertama kali diuji coba pada 24 Desember 2022, dan responsnya luar biasa. Kereta ini memang istimewa. Selain jendela dan atap kaca yang lebar, toilet di Panoramic luas dan nyaman.
Di bagian depan gerbong terdapat rak-rak untuk bagasi. Sehingga barang bawaan penumpang bisa tertata rapi. Tidak ada rak-rak untuk barang bawaan di bagian atas kursi penumpang. Sehingga pemandangan ke langit-langit, menjadi bebas tanpa penghalang. Sajian makanan minuman di kereta ini juga eksklusif dengan menu spesial.
Gopar Panoramic akan dioperasikan resmi mulai Februari 2023, dengan tarif Rp 350 ribu. Selain ke Bandung, kereta ini juga dirangkaikan ke Argo Wilis (Bandung-Surabaya), bertarif Rp 1,12 juta. Kereta Panoramic saat ini sedang disempurnakan. Agar penumpang leluasa, kapasitas kursinya dari 46 dikurangi jadi 38 kursi.
Menurut Menhub, kereta panoramic disambut masyarakat pengguna kereta dengan antusias, sehingga sangat potensial dikembangkan. “Ke depan, jumlah kereta dan rutenya bisa ditambah karena minat masyarakat yang tinggi terhadap kereta ini,” katanya.
Untuk memastikan aspek keselamatan, telah dilakukan pengujian statis dan dinamis. Di antaranya, pengujian dimensi, ruang batas sarana, berat, pengereman, keretakan, pembebanan, sirkulasi udara, temperatur, kebisingan, intensitas cahaya dan kebocoran. Ada dua unit Kereta Panoramic yang telah dinyatakan lulus uji ini.
Gopar Panoramic kelak akan jadi pilihan yang menarik. Yang butuh kecepatan, silakan pilih kereta cepat, berlari 300-360 km perjam. Penumpang mungkin hanya fokus pada perjalanan, lekas sampai tujuan. Sementara yang ingin menikmati perjalanan, numpak Gopar Panoramic. Dapat pemandangan menarik, dan suguhan makanannya pun ciamik. (Ratna Susilowati, Kartika Sari).(RMID)
Discussion about this post