“Daon atau nipah di Cijengkol. Tapi baru tahu, kalau daon ini bisa dibuat gula,” katanya.
Menurutnya, dengan Langkah yang telah dilakukan YAIL, pihaknya mengapresiasi karena telah mengajak emak-emak di kampungnya untuk mengenal sumber daya alam yang mempunyai potensi ekonomi yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk mendapatkan tambahan penghasilan untuk keluarganya.
“Dengan pelatihan itu, kami jadi tahu dengan potensi diri, potensi lingkungan sekitar yang bisa dikelola atau dimanfaatkan dan bernilai ekonomi, tanpa harus merusak sumber daya alam yang ada,” ucapnya.
Saat ini, lanjut Runi, dirinya dipercaya untuk memimpin kelompok Mandiri Perempuan Jengkol dengan melakukan eksperimen atau mulai mempraktekan teori atau materi yang didapatkan dari pelatihan tentang tata cara melakukan penyadapan dan tata cara membuat gula nipah.
“Setelah pelatihan, kami (Perempuan Kampung Jengkol,red), sepakat membuat kelompok untuk mulai mempraktekan materi serta pengetahuan tentang cara menyadap dan membuat gula nipah,” ungkapnya.
Sementara itu, Program Manager Planete Urgance, Mulyono Sardjono mengatakan, proyek MERCI merupakan rangkaian kegiatan konservasi lingkungan dengan tiga pilar kegiatan yakni peningkatan kesadaran lingkungan, reforestasi khususnya di ekosistem mangrove dan peningkatan ekonomi masyarakat (livelihood) berbasis potensi lokal.
“Dalam konteks wilayah pesisir barat Kabupaten Pandeglang, tanaman nipah yang merupakan salah satu spesies mangrove merupakan sumber daya potensial untuk dijadikan sumber ekonomi masyarakat. Budidaya pembuatan gula nipah merupakan hal yang baru bagi masyarakat Kampung Jengkol, dan tentunya banyak tantangan yang dihadapi. Tantangan berupa proses produksi untuk menghasilkan produk yang berkualitas, melakukan perhitungan kelayakan bisnis, pemasaran produk dan pengembangan jaringan,” katanya.
Dijelaskannya, pendampingan dari Yayasan Alabama dengan dukungan dari Planète Urgence ini masih dalam tahap awal dan memerlukan dukungan dari berbagai pihak.
“Pihak Desa melalui BUMDES bisa menjadi jembatan dalam pengembangan usaha, sedangkan OPD terkait seperti Dinas Koperasi dan UMKM bisa mendampingi secara teknis sekaligus pengembangan jaringan ketika kelompok usaha ini berkembang,” ungkapnya.(dhe/pbn)
Discussion about this post