LEBAK, BANPOS – Tingginya curah hujan ekstrem sejak satu pekan terakhir membuat beberapa wilayah di Banten mengalami dampaknya. Seperti di Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang. Bencana meluas secara ekstrem.
Bencana Longsor dan Banjir yang menjadi bencana langganan di Lebak mulai bermunculan sejak awal tahun baru 2023.
Seperti yang terjadi di Kecamatan Gunungkencana tepatnya di Jalan Rangkasbitung-Malingping blok Curahem Desa Sukanegara. Bahu jalan kabupaten tersebut longsor lantaran hujan deras yang mengguyur sejak Selasa (3/1) dini hari waktu setempat.
“Terjadi longsor di bahu jalan kira-kira pukul 08.00 tadi, anggota polsek dan warga setempat berjaga-jaga dan mengatur kendaraan yang melintas,” kata Camat Gunungkencana, Firman Arif saat dikonfirmasi BANPOS via panggilan telepon.
Firman menjelaskan, longsor berpotensi merusak konstruksi jalan beton di lokasi lantaran hujan yang masih belum reda hingga siang hari. Menurutnya, kemungkinan besar jalan kabupaten yang menghubungkan wilayah Lebak selatan dan Lebak utara akan ditutup.
“Ini masih kita pantau. Tapi, kalau makin parah, kita akan tutup jalan di Blok Curahem, karena khawatir membahayakan para pengguna jalan,” tandasnya.
Di waktu bersamaan, hal serupa terjadi di badan Jalan kabupaten di Janglapa, Desa Sangkanmanik, Kecamatan Cimarga yang mengalami longsor.
Salah seorang warga, Reza mengatakan, longsor akibat guyuran hujan deras tersebut, sangat membahayakan, serta merusak badan jalan, yang mengakibatkan semua jenis kendaraan roda empat tidak bisa melintasinya.
“Akibat kondisi tersebut maka semua jenis kendaraan roda empat dari arah Leuwidamar maupun dari arah Rangkasbitung tidak mampu melintasinya,” kata Reza.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Pelaksana Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Lebak, Febby Rizki Pratama, mengatakan, longsor yang terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Lebak diakibatkan guyuran hujan lebat yang terjadi beberapa hari terakhir.
“Kejadian pagi tadi kemungkinan pihak DPUR Lebak akan secepatnya melakukan penanganannya,” kata Febby kepada wartawan di Kantor BPBD Lebak.
Selain longsor, banjir juga terjadi di beberapa titik di Kabupaten Lebak. Di sungai Ciujung, Febby menghimbau kepada masyarakat untuk waspada terjadinya banjir. Ia menjelaskan, saat ini tinggi muka air (TMA) di lokasi pemantauan Jembatan Keong 350 meter di atas permukaan air laut dan debit air 429 meter kubik per detik atau sudah masuk level siaga 2.
“Di beberapa hulu sungai seperti Ciujung dan Ciberang itu hujan deras, hampir rata di Lebak hujan bahkan Rangkasbitung pun turun hujan,” jelas Febby.
Ia menerangkan, dengan tingginya curah hujan yang terjadi hari ini, besar kemungkinan luapan volume air akan meningkat secara signifikan dalam beberapa jam. Jika TMA mencapai 550 m maka status Ciujung akan menjadi Awas.
“Untuk level bahaya di angka 650 meter lebih. Kita harapkan itu enggak terjadi. Tapi, kita minta masyarakat di bantaran sungai untuk siap siaga,” tandasnya.
Sementara itu, dua sungai yakni Ciateul dan Cimoyan meluap deras dan menyebabkan perkampungan di empat desa di Kecamatan Banjarsari dikepung air bah.
Diketahui, ke empat desa yang terendam banjir tersebut diantaranya Desa Keusik, Ciruji, Cidahu dan Desa Cilegong Ilir, ratusan warga terpaksa dievakuasi.
Relawan BPBD Kabupaten Lebak, Sesi saat kepada wartawan menyampaikan pihaknya masih melakukan evakuasi di pemukiman warga yang terendam banjir tersebut.
“Ini masih sedang evakuasi di lapangan pak, untuk jumlah rumah warga yang terdampak banjir itu masih dalam pendataan kami, jadi belum terdata semua ya pa,” ujarnya.
Pihaknya mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tetap waspada terhadap cuaca musim hujan yang belum refa. “Ya, untuk semua warga saat ini agar tetap waspada, karena musim hujan masih terus berlangsung,” paparnya.
Sementara Camat Kecamatan Banjarsari, Asep Raedi membenarkan dengan adanya kejadian banjir tersebut yang menyebabkan empat desa dan ratusan rumah warga terendam.
“Iya, sejak kemarin malam hujan terus mengguyur, empat desa terdampak meluapnya sungai Cimoyan dan Ciateul. Ratusan rumah warga terendam. Kita masih melakukan evakuasi,” kata Asep Raedi.
Hingga berita ini ditulis, Tim Siaga Bencana Banjarsari (unsur Polsek, Koramil, Pol PP, BPBD, Tagana, PMI, relawan desa dan masyarakat) masih berada di lapangan membantu evakuasi warga terdampak.
Longsor yang terjadi karena intensitas hujan cukup tinggi yang terjadi beberapa hari terakhir di Kampung Angsana Desa, Desa Ciodeng, Kecamatan Sindangresmi, Kabupaten Pandeglang, mengakibatkan ruas jalan Picung-Munjul milik Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Provinsi Banten, mengalami amblas dan terputus sehingga tidak bisa dilalui oleh kendaraan.
Salah seorang warga Kampung Angsana, Edi mengatakan, ruas jalan Picung-Munjul mengalami amblas yang terjadi pada pagi hari, sehingga tidak bisa dilalui kendaraan roda empat.
“Kalau mobil sudah tidak bisa lewat, karena jalan beton tersebut amblas dan mengelupas. Jalan ini rusak parahnya tadi pagi, kalau retaknya sudah empat hari yang lalu, padahal belum lama diperbaiki,” kata Edi kepada BANPOS.
Menurutnya, dengan kondisi amblasnya ruas jalan tersebut, untuk kendaraan roda dua masih dilalui meskipun harus memilih jalan yang bisa dilalui dan berhati-hati saat melintas.
“Kalau untuk kendaraan roda dua masih bisa dilalui, meskipun harus memilah-milah jalan. Namun, untuk kendaraan roda empat sudah tidak bisa karena bisa dilihat sendiri jalan tersebut hancur dan amblas,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Kampung Siaga Bencana (KSB) Kabupaten Pandeglang, Beni Madsira membenarkan perihal kejadian amblasnya ruas jalan Picung-Munjul yang tidak bisa dilewati kendaraan roda empat.
“Iya betul, saya juga mendapatkan informasi dari anggota KSB. Untuk itu, saya menghimbau kepada seluruh masyarakat terutama kepada para pengendara yang membawa mobil agar jangan lewat jalan itu, mungkin bisa cari jalan alternatif,” katanya.
Terpisah, Kepala UPT DPUPR Banten, Agus Muparik membenarkan bahwa ruas jalan Picung-Munjul mengalami amblas, saat ini pihaknya telah melakukan penanganan.
“Sekarang sedang dalam penanganan, tadi alat sudah berangkat ke lokasi. Insya Allah sore sudah bisa dilewati,” katanya.
Dijelaskannya, ruas jalan Picung-Munjul yang terdampak bencana tersebut terjadi di tiga titik diantaranya mengalami longsor di Kampung Salampak, Desa Pasirtenjo, Kecamatan Sindangresmi, mengalami amblas di Kampung Angsana, Desa Ciodeng, Kecamatan Sindangresmi dan Kampung Cibeureum, Desa Sukasaba, Kecamatan Munjul.
“Bencana yang terjadi di ruas jalan Picung-Munjul itu longsor, tanah bergeser dan banjir,” jelasnya.
Untuk saat ini, lanjut Agus, pihaknya telah menangani rusa jalan yang tertutup longsor. Untuk selanjutnya akan melakukan penanganan di Desa Ciodeng yang mengalami amblas.
“Baru kebuka satu titik yang longsor, sekarang baru mau bergerak ke Ciodeng yang amblasnya sekitar 5 meter,” ungkapnya.(CR-01/dhe/WDO/PBN)
Discussion about this post