Perempuan, tegas Rerie, anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan pembangunan ekonomi pascapandemi Covid-19 melalui Usaha Menengah, Kecil, dan Mikro (UMKM).
Sektor UMKM, ujar Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, merupakan bisnis esensial yang dimiliki dan dijalankan oleh perempuan khususnya di Indonesia.
Saat ini, tambahnya, tercatat perempuan Indonesia mengelola sebesar 52 persen dari total 63,9 juta usaha mikro, 56 persen dari 193 ribu usaha kecil. Perempuan Indonesia juga mengembangkan 34 persen dari 44 ribu usaha menengah.
Forum W20, tegas Rerie, mesti menjadi corong untuk terus menyuarakan ragam persoalan yang dihadapi perempuan termasuk memperhatikan ketidakadilan dan kemiskinan struktural yang dialami perempuan di pedesaan, mendukung pemenuhan hak-hak masyarakat lokal, menggalakkan gerakan pelestarian lingkungan dan mengembalikan setiap inisiatif membangun dunia berbasis kearifan lokal (local wisdom).
Pertemuan W20, jelas Rerie, melahirkan komunike yang meminta agar pemimpin G20 untuk berkomitmen menerapkan roadmap Brisbane target, menciptakan jaringan gender data G20 dan W20 outcome dashboard, serta mengembangkan dan meningkatkan strategi nasional berbasis nilai-nilai kesetaraan gender.
“Dibutuhkan kolaborasi yang solid antara pemerintah, swasta dan masyarakat serta semua pihak untuk mewujudkan komitmen tersebut,” ujarnya.
Apa yang dilakukan sekarang, tegas Rerie, bukanlah akhir tetapi awal dari perjalanan panjang untuk mewujudkan tujuan ke 5 SDGs untuk mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan.
Pada kesempatan itu, Rerie juga mengajak para hadirin sekali lagi menyaksikan video berjudul The Girl Effect, yang memaparkan sejumlah fakta penting berbagai masalah yang masih dihadapi perempuan di dunia.
Melalui video yang diputar, Rerie menekankan pentingnya menyelamatkan anak perempuan hari ini untuk menyelamatkan generasi penerus di masa datang.(RM.ID)
Discussion about this post