“Di Bali pernah terjadi bom teror, pelakunya orang dengan agama tertentu yang berbeda dengan agama yang dianut mayoritas warga Bali. Tapi, sampai kini warga Bali tidak menaruh dendam pada masyarakat Indonesia yang seagama dengan pelaku teror. Pikiran rasional seperti inilah yang harus diperkenalkan kepada para delegasi pemuka agama-agama itu,” jelas Wakil Ketua Lakpesdam PBNU itu.
Ahmad Basarah juga berharap, G20 Religion Forum (R20) dijadikan pintu masuk untuk memperkenalkan Islam Indonesia yang ramah kepada dunia internasional.
“Para delegasi yang menghadiri Forum R20 ini hendaknya ditekankan bahwa toleransi beragama itu timbul karena sejak awal para pendiri bangsa memilih Pancasila sebagai ideologi negara yang mempersatukan perbedaan di antara penganut agama-agama,” ujar Dosen Universitas Islam Malang itu.
Dikatakan, lewat sila pertama Pancasila, Bung Karno berkali-kali menekankan bahwa semua rakyat Indonesia harus bertuhan sambil harus menghormati agama-agama di luar agama mereka.
“Makanya, biarpun Borobudur adalah tempat ibadah umat Budha, tapi jumlah turis terbesar di sana justru umat Islam Indonesia sebagai mayoritas penduduk negeri ini,” tegas Ahmad Basarah.
Sekretaris Dewan Penasihat PP Baitul Muslimin Indonesia ini juga memberi contoh, Indonesia pernah menerbitkan uang rupiah lawas pecahan Rp 20 ribu yang viral diperbincangkan di India.
Di lembar pecahan uang itu terdapat gambar Ganesha, padahal India sendiri yang dihuni mayoritas Hindu tidak memiliki uang kertas bergambar dewa umat Hindu itu.
Inilah yang membuat Kepala Pemerintahan Wilayah Ibu Kota Delhi, Arvind Kejriwal, menjadikan Indonesia sebagai contoh terbaik toleransi umat beragama beberapa waktu lalu.
“Tingginya tingkat toleransi bangsa Indonesia itu menjadi modal kita untuk mengatakan pada dunia bahwa perbedaan agama, kepercayaan, bahasa, suku dan budaya adalah berkah dan bukan kutukan sebagaimana terjadi di berbagai negara lain,” tandas Ahmad Basarah.
Perhelatan G20 Religion Forum (R20) dibuka Rabu pagi, berlangsung sejak 2-3 November 2022. Hadir dalam acara pembukaannya antara lain Menkopolhukam Mahfud MD, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Discussion about this post