“RS Ibunda tidak pernah melibatkan warga dalam kegiatan apapun, padahal kami berdekatan sekali. Bahkan dalam pengeboran ini saja, kami sidak berdasarkan keluhan warga, dan akhirnya ketahuan sedang menggali sumur artesis,” katanya.
Di tempat yang sama, Direktur RS Ibunda Kota Serang, Ammar Siradjuddin mengungkapkan, berdasarkan keinginan dan kesepakatan warga serta pihak RS Ibunda, akhirnya menutup rencana penggalian sumur artesis. Ia mengaku, untuk kemaslahatan bersama, maka oleh warga dilakukan penutupan lubang sumur yang direncanakan untuk artesis.
“Sesuai dengan kesepakatan, kami menutup lubang sumur yang rencananya untuk artesis. Hal ini sesuai kesepakatan dan ada berita acaranya,” ujar Ammar.
Ia mengatakan bahwa pihaknya memahami kekhawatiran warga mengenai dampak dari penggalian sumur artesis tersebut. Ammar menyebut bahwa pengeboran sumur artesis tersebut dilakukan hanya sebagai cadangan air, guna suplai hydrant pemadam kebakaran.
“Tentunya kami memahami itu, mudah-mudahan ini mempunyai efek yang bermanfaat bagi masyarakat. Sebetulnya ini baru rencana, tapi karena ada penolakan, kami sudah melakukan mediasi dengan warga,” ucapnya.
Pada kesempatan tersebut, ia menyampaikan dengan ditutupnya lubang sumur artesis tersebut, pihak RS Ibunda akan membuat sumur dangkal sebagai alternatif pemenuhan suplai air hydrant. Sebab, berdasarkan peraturan yang berlaku, RS tipe D seperti halnya RS Ibunda, harus memiliki supplai air Hydrant guna mengantisipasi adanya kebakaran.
“Meskipun tidak jadi membuat sumur artesis, kami bisa memakai penggalian sumur dangkal, kemudian mengandalkan depo atau mobil yang memasok air. Karena sebetulnya (artesis) ini hanya untuk cadangan air,” tandasnya. (MUF/AZM)
Discussion about this post