“Data mengenai persepsi ini seringkali terlewatkan padahal bisa menjadi masukan berharga untuk nama-nama baru untuk melejit ataupun nama-nama pemuncak klasemen survei untuk memperkuat persepsi publik terhadapnya,” tandasnya.
Direktur Riset dan Program Algory Fajar Nursahid menjelaskan, dinamika dan perubahan politik terkait sosok yang akan diusung di Pilpres 2024 sangat mungkin terjadi.
Hal itu menurutnya didukung oleh situasi partai yang sekalipun sudah mulai berkoalisi namun belum menentukan figur yang diusung. Selain itu, menurutnya berdasarkan hasil surveinya publik kian rasional dalam menentukan pilihannya.
“Publik tetap sadar bahwa figur yang dipilihnya memiliki beberapa kekurangan dalam empat isu besar yang dijadikan tolok ukur,” tuturnya.
Fenomena temuan dalam survei ini jadi hal yang positif. Pertama, rakyat Indonesia kian realistis dalam menilai kemampuan dan potensi sosok yang dipilihnya. Sosok yang dipilih tidak dianggap sebagai sosok yang bisa melakukan segalanya.
E-Paper BANPOS Terbaru
Yang kedua, pihaknya melihat sangat besar peluang untuk menculnya capres alternatif karena masih ada gap yang cukup besar baik dari pemilih yang belum menentukan pilihan maupun keyakinan akan kemampuan sosok-sosok yang namanya sudah beredar.
Temuan spesifik seperti ini, lanjutnya, perlu menjadi bahan pertimbangan para figur yang namanya memuncaki bursa capres-cawapres. Selain itu, menjadi masukan bagi partai politik peserta pemilu dalam memilih bakal calon presiden dan wakil presiden. Juga menjadi masukan bagi capres yang namanya sudah beredar terkait gap persepsi publik terhadap performanya.
“Berikutnya, mendorong dan menggali lebih jauh jika ada capres-cawapres yang belum muncul ke publik agar lebih dimunculkan ke hadapan publik,” pungkas Fajar.
Survei Algoritma ditujukan terhadap 1.206 responden di seluruh Indonesia mewakili pendapat pemilih secara nasional. Margin of error diperkirakan +/- 3 persem pada tingkat kepercayaan 95 persen. Pengumpulan data dilakukan pada 23 Juli sampau 05 Agustus 2022, melalui wawancara telepon menggunakan kuesioner. (RMID)