SERANG, BANPOS – Kemelut pelaksanaan Pra-Ospek atau Technical Meeting Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Untirta disebut akibat adanya ‘bisnis’, yang dijalankan oleh Wakil Rektor III Untirta, Suherna. BEM Untirta bungkam terkait informasi tersebut, sementara Wakil Rektor membantahnya.
Informasi yang didapatkan BANPOS tersebut dicoba untuk konfirmasi kepada pihak BEM Untirta. Namun, Presiden Mahasiswa Untirta, Ryco Hermawan, tidak merespon panggilan telepon dari BANPOS. Begitu pula dengan Ketua Pelaksana PKKMB Untirta dari mahasiswa, Fazril Anbiya, tidak merespon panggilan telepon BANPOS. Sementara Wakil Presiden Mahasiswa Untirta, M. Haykal Afdal Dzikri, enggan memberikan komentar.
Salah satu sumber BANPOS di internal kepanitiaan PKKMB Untirta, menuturkan bahwa sebenarnya, pelaksanaan video mozaic direncanakan hanya sebentar saja. Pelaksanaannya pun bukan pada saat Technical Meeting, melainkan pada saat pelaksanaan PKKMB.
Sebab, konsep desain mozaic yang akan ditunjukkan sudah dipersiapkan sebelumnya. Konsep tersebut yakni dengan menggambarkan mozaic yang menggambarkan bahwa rektor telah gagal dalam membuat Untirta sebagai kampus yang dapat diakses oleh segala pihak.
Hal itu karena banyak mahasiswa baru yang gagal membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Biaya Pengembangan Institusi (BPIn). BPIn merupakan biaya pangkal yang harus dibayarkan oleh mahasiswa baru, yang masuk melalui jalur mandiri.
Akan tetapi, Wakil Rektor III Untirta disebut tiba-tiba merubah konsep tersebut. Hal itu terjadi pada sehari sebelum pelaksanaan Technical Meeting pertama dilakukan. Konsep itu pun disebut membuat banyak perubahan pada pelaksanaan Technical Meeting pertama.
“Karena H-1 baru dikabarkan, jadi banyak yang berubah. Makanya jadi tidak teratur dalam pelaksanaan pengambilan video mozaic, akhirnya kejadian yang viral kemarin terjadi,” ujarnya kepada BANPOS.
Usut punya usut, menurut sumber tersebut, masuknya Suherna pada sehari sebelum pelaksanaan Technical Meeting lantaran adanya penawaran dari salah satu vendor Drone, untuk mempromosikan kamera Drone milik mereka.
Mepetnya perubahan konsep video mozaic pun dibenarkan oleh salah satu mahasiswa baru (Maba) peserta Technical Meeting. Menurutnya, ada beberapa barang yang tiba-tiba harus dibawa pada hari pertama Technical Meeting, dan diberitahukan pada malam hari.
Wakil Rektor III Untirta, Suherna, saat dikonfirmasi oleh BANPOS membantah informasi tersebut. Suherna menuturkan bahwa ia tidak tahu menahu terkait dengan vendor Drone yang dimaksud oleh sumber BANPOS.
“Saya enggak tahu itu ada vendor. Enggak, enggak tahu. Saya tidak tahu vendornya itu siapa,” katanya saat dihubungi BANPOS melalui sambungan telepon, Minggu (14/8).
Menurutnya, ia bahkan baru tahu jika BEM KBM Untirta hendak menyelenggarakan Technical Meeting PKKMB. Ia mengetahui jika BEM KBM Untirta akan menyelenggarakan Technical Meeting dari bawahannya.
“Saya enggak tahu yah kalau ada Technical Meeting. Memang pada waktu itu Koordinator saya mengatakan ada technical meeting, ya sudah saya sampaikan awasi saja. Karena kan itu agenda mahasiswa,” ujarnya.
Berkaitan dengan video mozaic, ia mengaku bahwa tidak ikut mendesain apa yang akan ditampilkan oleh BEM KBM Untirta. Namun, video mozaic memang menjadi kesepakatan bersama, sebagai inovasi dalam pelaksanaan PKKMB tahun ini.
“Jadi PKKMB ini sudah sering rapat dengan BEM. Memang kami minta coba sih yang inovatif. Mereka menyampaikan video mozaic, makanya kami sampaikan boleh video mozaic,” ungkapnya.
Sementara rangkaian agenda yang sudah disusun oleh pihaknya selaku penyelenggara PKKMB, adalah pelaksanaan vaksinasi bagi mahasiswa baru maupun mahasiswa lama. Vaksinasi itu bekerja sama dengan Badan Intelijen Negara (BIN).
“Ada kegiatan kerja sama dengan BIN, kami lakukan vaksinasi booster. Bahkan yang vaksinasi kesatu dan kedua kami siapkan. Sehingga kami dapatkan 1.420 vaksin, 1.000 booster dan 420 vaksin kesatu dan kedua,” tandasnya.(DZH/PBN)
Discussion about this post