Akun @Hend909 menduga, ke depannya CCTV di Indonesia tidak akan laku lagi. Soalnya, setiap peristiwa penting, CCTV tidak bisa merekam karena tidak kuat melihat peristiwa sadis sehingga mendadak rusak.
“Bila ada CCTV di suatu Tempat Kejadian Perkara (TKP) rakyat rusak, kini paham kalau ada konspirasi di dalamnya,” ujar @Uwaelax. “Menghilangkan barang bukti kejahatan kerjaan mafioso,” timpal @Sjafransjaaf.
Menurut @hariasyik, akan semakin kelam lagi jika motif penembakan Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo terbongkar. Kata dia, kemungkinan akan banyak bintang-bintang berjatuhan.
“Terungkapnya kasus kematin Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo akan membuka kasus-kasus lain yang berkaitan dengan matinya CCTV. Hanya perlu keberanian,” tandas @Cha_malla.
Akun @Miffakih mengusulkan pembuatan Undang-Undang tentang Perlindungan CCTV. Kasihan, CCTV selalu jadi korban pada saat pengungkapan kasus-kasus Besar.
“Padahal tugas mereka (CCTV) begitu berat, bekerja 24 jam nonstop dan itu pun tanpa gaji dan jaminan kesehatan. Begitu ada kasus besar, mereka yang pertama kali dicari dan dibunuh,” ujarnya.
Namun, @Xtrsyz meminta netizen tidak gampang menuduh. Seseorang tidak pernah tahu kapan CCTV rusak, dan baru tahu ketika mau melihat pas ada kejadian. Ternyata, rekamannya tidak ada atau tidak bisa diakses.
“Makanya, CCTV harus rutin diperiksa,” saran @Xtrsyz. “Nah, ini pentingnya ada maintenance pada CCTV agar tidak cepat rusak,” timpal @Rafsanrafsann.
Akun @Gunawanjatim memaklumi CCTV sering rusak karena buatan manusia. Tapi, anehnya, CCTV yang berada di dekat traffic light selalu dalam kondisi awet semua. “Merek apa itu?” tanya dia. (RMID)
Discussion about this post