SERANG, BANPOS – Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Provinsi Banten mengungkap angka stunting di Kota Serang tercatat 2.370 anak terhitung Januari-Juni 2022. Data tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan serentak oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten.
Berdasarkan data, Kecamatan Walantaka terdapat 510 anak stunting, Kecamatan Kasemen 439, Kecamatan Serang 438, Kecamatan Taktakan 346, Kecamatan Cipocok Jaya 388, dan Kecamatan Curug 249 anak stunting.
Kepala DPMD Provinsi Banten, Nong Suhaeti, menargetkan angka stunting khususnya di Kota Serang 0 persen pada akhir tahun. Hal itu diungkapkan olehnya, usai memberikan sambutan dalam kegiatan penilaian lomba kelurahan Tingkat Provinsi Banten di Kelurahan Drangong, Kecamatan Taktakan, Kota Serang, Senin (11/7).
“Ini data Januari-Juni 2022. Mudah-mudahan kita evaluasi lagi, akhir tahun kenapa tidak bisa 0 persen, kita sudah bergerak semua OPD, masyarakat, keluarga,” ujarnya.
Untuk menekan angka stunting tersebut, Enong berharap kepada Tim Penggerak PKK Kota Serang, agar bisa melakukan pendekatan kepada keluarga. Melalui pendekatan kepada keluarga, diharapkan TP PKK Kota Serang memberikan edukasi agar arah pandang masyarakat berubah untuk lebih bisa memperhatikan tumbuh kembang anak.
“Jadi insyaallah bisa menekan angka stunting. Selain pengobatan, dan pemberian tambahan makanan, kita juga mengadakan edukasi. Mudah-mudahan mindset masyarakat berubah,” tandasnya.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Kota Serang, Tata mengatakan, data stunting yang tercatat pada Dinkes Kota Serang sebanyak 1.895 anak. Sedangkan data stunting survei status gizi Indonesia (SSGI) Litbang Kemenkes RI, tercatat angka stunting Kota Serang sebanyak 23,4 persen.
Tata mengatakan, data SSGI hanya mengambil sampling sebanyak 400 balita di Kota Serang, sehingga ditemukan 94 balita. Kemudian ketika dimasukkan ke olah data, hasilnya angka stunting di Kota Serang cukup tinggi, sehingga pihaknya akan melakukan kroscek data.
“Otomatis angkanya akan muncul 23,4 persen, beda dengan kami. Makanya kita kroscek lagi dengan Dinkes Banten jadi mensinkronkan kembali. Data kota serang dengan data yang ada di Dinkes Banten, khawatirnya data enggak terupdate terus,” ungkapnya.
Tata mengungkapkan, ada sebanyak 1.895 anak stunting data valid karena berdasarkan nama dan alamat. Sebanyak 56 ribu anak di Kota Serang, ada 1.895 anak stunting.
“Kalau dipresentasikan dengan pembaginya balita kita sebetulnya kecil di bawah nasional cuma 2,45 persen,” ucapnya.
Ia mengatakan bahwa pihaknya telah membentuk tim percepatan penurunan stunting hingga tingkat kelurahan. Selanjutnya, untuk percepatan penurunan stunting harus melibatkan organisasi perangkat daerah (OPD) lainnya, termasuk swasta, dan masyarakat.
“Untuk intervensi selain data yang memang tercatat di masing-masing Puskesmas melalui petugas gizi Puskesmas. Kita cek juga dari stunting ini apakah ada yang gizi buruk atau tidak, otomatis kalau gizi buruk di situ ada intervensi juga,” tandasnya.
Terpisah, Pj Gubernur Banten Al Muktabar memotong 15 hewan kurban Masjid Raya Al Bantani untuk disalurkan kepada keluarga dengan anak stunting dan gizi buruk.
Penyaluran daging ini juga disertai dana pendampingan dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Banten kepada para mustahik untuk membeli bumbu.
Pemotongan hewan kurban dilaksanakan di UPTD Pengujian Pakan dan Pembibitan Ternak (P3T) Kawasan Sistem Pertanian Terpadu (Sitandu) Dinas Pertanian Banten Jl. Syech Nawawi Al Bantani, Banjarsari, di Kota Serang, Senin (11/7)
Hewan kurban yang disembelih, sebelumnya sudah diperiksa oleh Petugas Dinas Pertanian Banten. Pemeriksaan antemortem untuk memeriksa kesehatan hewan kurban sebelum dipotong. Pemeriksaan postmortem untuk kelayakan konsumsi daging kurban.
Penyaluran daging hewan kurban untuk keluarga dengan anak stunting dan gizi buruk di wilayah Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak, serta Kabupaten Pandeglang. Penyaluran dilaksanakan oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Banten bekerjasama dengan relawan PKH (Program Keluarga Harapan) yang dikoordinir Dinas Sosial Banten.
“Kita serahkan kepada saudara kita yang mengalami stunting dan gizi buruk, karena itu ada relevansinya. Lantaran ini memiliki protein dan gizi yang baik. Itu kita lakukan sebagai bentuk ikhtiar kita, sekecil apapun kita berbuat,” katanya.
Dijelaskan Al Muktabar, hewan kurban dipotong dini hari dengan tujuan agar dagingnya masih segar saat didistribusikan pagi harinya.
“Datanya sudah by name by address,” kata Al Muktabar
Sementara Wakil Ketua IV Baznas Provinsi Banten Mulyadi mengatakan, dalam penyalurannya Baznas bekerjasama dengan para relawan PKH yang dikoordinir Dinas Sosial Banten.
“Yang menyalurkan ‘door to door’ para relawan PKH,” kata Mulyadi.
“Bersamaan dengan daging juga disalurkan dana pendampingan dari Baznas kepada mustahik untuk membeli bumbu,” tambah Mulyadi.(RUS/MUF)
Discussion about this post