CILEGON, BANPOS – Imbas dari penyebaran penyakit mulut dan kaki (PMK), sejumlah pedagang di Kota Cilegon mengeluhkan sepinya pembeli. Akibat kondisi ini, menyebabkan sepinya pembeli dan omzet menurun hingga 50 persen. Hasil pantauan di lapangan, sejumlah lapak milik pedagang hewan kurban di Kota Cilegon sudah mulai bermunculan.
Salah satu pedagang hewan kurban asal Lampung Tolib mengaku, imbas wabah PMK penjualan hewan kurban sepi pembeli. Kondisi ini sudah terjadi sejak awal Juni ini. “Biasanya tahun lalu kita bisa jual 7 ekor kambing dan 2 ekor sapi. Tapi karena ada wabah ini, penjualan baru 2 ekor kambing untuk kerbau belum ada,” kata Tolib saat ditemui di lapaknya di Kalitimbang, Kecamatan Cibeber, Senin (20/6).
Meski adanya wabah PMK, Tolib memastikan jika hewan kurban yang dijualnya aman terhadap PMK. “Saya jamin semua kesehatan hewan di lapak saya, karena sebelum hewan kurban ini di bawa ke Cilegon dari lampung, sudah menjalani karantina hewan selama 15 hari dan satu persatu hewan dicek ketat oleh dokter hewan serta sudah mengantongi surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) dari Dinas Peternakan Lampung,” tambah Tolib
Tolib meminta agar masyarakat tidak khawatir dengan adanya wabah PMK tersebut. “Bagi masyarakat yang ingin membeli hewan kurban di lapak kami, kami akan memberikan perawatan hewan gratis dan biaya ongkos kirim gratis se Jabodetabek,” pungkasnya.
Sebelumnya, Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas II Kota Cilegon memastikan tidak akan mengeluarkan sertifikat kesehatan dari hewan ternak yang masuk dan keluar dari daerah yang rentan penyakit mulut dan kuku (PMK) seperti di Provinsi Jawa Timur terutama Kabupaten Gresik, Lamongan, Sidoarjo, Mojokerto dan Provinsi Aceh yang belakangan marak ditemukan di Indonesia.
“Kami memastikan BKP Kelas II Cilegon tidak akan mengeluarkan sertifikat khusus dari daerah yang terkena wabah PMK masuk ke Kota Cilegon,” kata Kepala Karantina Pertanian Cilegon, drh Arum Kusnila Dewi.
Arum menambahkan, meski Kota Cilegon daerah perlintasan Sumatera-Jawa dan Jawa-Sumatera, namun hingga saat ini pihaknya masih belum menemukan adanya hewan ternak terserang penyakit PMK.
Discussion about this post