“Dengan terbentuknya Kawasan Edu-Ekowisata Mangrove, Kampung Patikang diharapkan menjadi destinasi wisata baru yang dikelola oleh komunitas sekaligus memelihara kelestarian mangrove sebagai daya tarik utamanya serta meningkatkan perekonomian masyarakat di wilayah penyangga. Selain itu, untuk mendukung wisata di lokasi, CAP juga memberikan bantuan Canoe wisata hasil kerja sama dengan pelanggan Chandra Asri yang diserahkan pada 2 Desember 2021 lalu, yang diperuntukkan sebagai fasilitas untuk berkeliling di area Kawasan Edu-ekowisata Mangrove Patikang dan untuk menggaet wisatawan,” terangnya.
Ditempat yang sama, Ketua Pokdarwis Putri Gundul, Deden Sudiana mengaku merasa terbantu dengan pemberdayaan dan dukungan Chandra Asri terhadap pengembangan Lembur Mangrove di Patikang ini, terlebih saat ini masyarakat yang umumnya nelayan bisa tetap mencari nafkah dengan menjadi petani mangrove saat tidak bisa melaut karena cuaca buruk.
“Kami sangat bersyukur mendapat dukungan dari Chandra Asri sejak 2020- 2021 lalu hingga saat ini. Kenapa karena sekarang masyarakat tidak lagi menggantungkan penghasilan dari hasil mencari ikan di laut, tetapi juga dapat bersama-sama menjadi petani mangrove,” kata Deden.
Bahkan menurutnya, dalam sembilan bulan dari budidaya pembibitan mangrove di kawasan Edu-Ekowisata ini, sebanyak 100 hingga 200 ribu bibit pohon bisa dipanen untuk dipasarkan dengan harga Rp5.000 perbatangnya. (LUK/RUL)
Discussion about this post