JAKARTA, BANPOS – Kasus Covid-19 kembali naik. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menerangkan, kenaikan kasus yang terjadi saat ini perlu upaya bersama untuk menekan semaksimal mungkin. Sampai dengan saat ini, belum dapat disimpulkan penyebab pasti terjadinya kenaikan kasus positif dan kasus aktif di Indonesia. Akan tetapi, kebijakan Presiden Jokowi terkait pelonggaran masker diduga menjadi salah satu penyumbang kenaikan tersebut.
Beberapa potensi penyebab dapat diidentifikasi seperti mobilitas penduduk yang terus mengalami kenaikan, jika dibandingkan sepanjang 2021. Seiring dengan melandainya kasus Covid-19, juga dapat berpotensi meningkatkan interaksi antarmasyarakat dari satu tempat ke tempat lainnya.
Kemudian, aktivitas masyarakat yang sudah kembali normal di tempat publik dan juga kegiatan-kegiatan berskala besar yang dihadiri banyak orang berpotensi meningkatkan interaksi antar masyarakat yang juga dapat meningkatkan potensi penularan.
Selanjutnya, kedisiplinan protokol kesehatan yang mulai terlihat longgar di tengah masyarakat, seiring dengan melandainya kasus. “Dapat kita lihat, di tempat-tempat umum dan juga di lingkungan pemukiman bahwa penggunaan masker sudah mulai longgar dan tidak sedisiplin saat kasus mengalami peningkatan yang lalu,” imbuhnya.
Ia memaparkan, terjadi lonjakan kasus mingguan, dari sebelumnya 1.800 kasus di akhir Mei 2022, menjadi 3.600 kasus pada pekan lalu.
“Bukan hanya kasus mingguan, kasus aktif juga mengalami peningkatan. Di akhir Mei 2022, kasus aktif berkisar di angka 2.900, sedangkan per 13 Juni 2022 berkisar di angka 4.900,” kata Wiku, saat konferensi pers secara virtual, Selasa (14/6).
Kenaikan kasus itu, lanjutnya, perlu menjadi perhatian bersama. Sebab, apabila tidak dimitigasi dengan baik, kasus dapat terus mengalami kenaikan.
Meski mengalami kenaikan, kata dia, kasus Covid-19 di Indonesia terbilang masih rendah dibandingkan beberapa negara tetangga. Sebagai perbandingan, per 11 Juni 2022, jumlah kasus harian di Indonesia sebesar 574 kasus, sedangkan di Malaysia sebesar 1.709 kasus. Lalu, di Thailand 2.474 kasus, Singapura 3128 kasus, India 8.582 kasus, dan di Australia sebesar 16.393 kasus.
“Tentunya dengan jumlah penduduk Indonesia yang besar dibandingkan dengan negara lainnya, jumlah kasus harian saat ini masih dapat dikatakan rendah,” terang Wiku.
Pada tanggal 17 Mei yang lalu, Presiden Jokowi membuat terobosan kebijakan dengan membolehkan masyarakat melepas masker saat beraktivitas di ruang terbuka. Kabar gembira itu disampaikan langsung Presiden Jokowi di Istana Bogor, dan disiarkan via YouTube Sekretariat Presiden, kemarin.
“Jika masyarakat sedang beraktivitas di luar ruangan atau di area terbuka yang tidak padat orang, maka diperbolehkan tidak menggunakan masker. Namun, untuk kegiatan di ruangan tertutup dan transportasi publik, tetap harus menggunakan masker,” kata Jokowi.
Sedangkan bagi masyarakat yang masuk kategori rentan, lansia, atau memiliki penyakit komorbid, Kepala Negara tetap menyarankan menggunakan masker saat beraktivitas. Demikian juga bagi masyarakat yang mengalami gejala batuk dan pilek, tetap harus menggunakan masker ketika melakukan aktivitas.
Selain melonggarkan kebijakan pemakaian masker, Pemerintah juga melonggarkan kebijakan tes PCR atau Antigen bagi pelaku perjalanan. Yang sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 lengkap, kini tidak perlu lagi menjalani tes PCR atau Antigen.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menambahkan, keputusan melonggarkan pemakaian masker ini merupakan bagian dari program transisi dari pandemi Covid-19 menjadi endemi. Salah satu alasan pelonggaran penggunaan masker itu, antara lain makin terkendalinya penanganan Corona.(PBN/RMID)
Discussion about this post