Karena intensitas hujan yang terjadi di Kecamatan Cisata, Kabupaten Pandeglang beberapa waktu lalu sangat tinggi, tebing tanah yang ada di sepanjang aliran anak sungai Cisata mengalami longsor. Akibatnya, bangunan Masjid Al-Hidayah yang ada di Kampung Kadu Pasir, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Cisata yang berdiri ditepi sungai tersebut nyaris ambruk, sehingga warga tidak berani menggunakan sarana ibadah tersebut.
Kepala Desa (Kades) Pasir Eurih, Kecamatan Cisata, Ade Juhaeni mengatakan, pihaknya berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang segera membantu untuk dibangun turap di sekitar areal masjid tersebut. Pasalnya, apabila kondisi tersebut tidak segera ditangani, masjid yang dibangun dari hasil swadaya masyarakat tersebut benar-benar akan ambrol, mengikuti material tanah yang tergerus oleh aliran anak sungai Cisata.
“Saya yakin, kekhawatiran ambrol itu tidak akan lama terjadi. Karena, pondasi bangunan masjidnya sudah berada di ujung tebing. Makanya, saya meminta pembangunan turap itu dilakukan segera,” kata Ade kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Menurut Ade, pihaknya telah melaporkan permasalahan tersebut kepada sejumlah pihak yang berkompeten seperti tokoh masyarakat, pengurus partai dan anggota DPRD.
“Mudah-mudahan dalam waktu tidak lama pembangunan turap dari Pemkab Pandeglang bisa dilaksanakan, dari mana pun itu anggarannya,” ungkapnya.
Terpisah, anggota DPRD Pandeglang dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Ade Muamar berjanji akan menindaklanjuti aspirasi pembangunan turap yang disampaikan warga Desa Pasir Eurih, Kecamatan Cisata.
Ade juga membenarkan, adanya ancaman ambrol pada Masjid Jami Al-Hidayah, Desa Pasir Eurih tersebut, karena tebing tanah yang berada di sebelah masjid telah longsor tergerus arus sungai.
“Saya sudah ke lokasi melihat langsung kondisinya. Keadaannya benar-benar sangat mengkhawatirkan, saya mendesak instansi terkait segera turun ke lapangan untuk menanganinya, jangan sampai terjadi permasalahan yang lebih besar,” ujarnya.(dhe/pbn)
Discussion about this post