“Sangat banyak, masih tinggi kematian ibu dan bayi baru lahir juga. Tapi tahun 2022 ini alhamdulilah sudah turun, pada tahun 2021 itu 13 angka kematian ibu. Tahun 2022 sampai bulan Juni ini ada 4, mudah-mudahan tidak bertambah lagi,” ujarnya.
Ia menjelaskan, kematian ibu mayoritas disebabkan oleh pendarahan, keracunan kehamilan atau eklamsi, infeksi kehamilan, infeksi nifas. Namun kasus yang paling banyak ditemui yaitu keracunan kehamilan dan pendarahan pos melahirkan.
“Banyak faktor, penyebabnya salah satunya yaitu penanganan yang terlambat. Kemudian terlalu dekat melahirkan, terlalu banyak anak, terlalu dekat (hamil), terlalu tua, terlalu muda, terlalu dekat jarak kehamilan,” tuturnya.
Oleh sebab itu, untuk menekan angka kematian ibu dan bayi tersebut, pihaknya bekerjasama dengan pemerintah secara sektoral. Mulai dari pemerintah tingkat Kelurahan, Kecamatan hingga tingkat Kota Serang.
“Kami siap untuk membantu menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi, dengan cara melakukan edukasi dan memberikan pelayanan-pelayanan yang optimal kepada pasien,” tandasnya. (MUF/AZM)
Discussion about this post