SERANG, BANPOS – Rumah Sakit Mata Achmad Wardi (RSAW) yang berlokasi di Kecamatan Taktakan, Kota Serang, ditarget bisa menjadi rumah sakit mata rujukan se Provinsi Banten pada 2025 mendatang. Selain itu, RSAW ini juga direncanakan menjadi rumah sakit pendidikan, dan menarik tenaga kesehatan serta dokter dari Universitas Indonesia (UI).
Direktur PT Rumah Sakit Terpadu Serang, Erwin Muhtaruddin mengatakan, RSAW merupakan satu-satunya rumah sakit berbasis wakaf pertama di Indonesia. Bahkan se-Asia, sehingga bukan hanya pelayanan yang diberikan tapi juga membantu masyarakat, termasuk membayarkan iuran BPJS hingga 1.000 warga di sekitar rumah sakit.
“Kalau lengkap (pelayanannya), kita bisa menjadi RS rujukan di Provinsi Banten, ini cita-cita kami menjadi RS rujukan se-Provinsi Banten. Departemen mata FKUI hadir, untuk menegaskan RS ini menjadi jejaring pendidikan dari Universitas Indonesia, nantinya spesialis mata dari FKUI bisa membantu di sini,” ujarnya, kemarin.
Ia mengungkapkan, setiap harinya RSAW menerima 100 hinhha 150 pasien. Pasien tersebut terbagi menjadi beberapa kategori berdasarkan cara pembayarannya, ada pasien umum, pasien privat yang membayar melalui kantong pribadi, pasien asuransi BPJS, asuransi swasta juga bisa, pasien dengan dhuafa yang asuransi dari BAZNAS dan dana zakat.
“100-150 pasien sehari, angka ini bisa bertambah. Dari pengaturan kami, agar tidak menumpuk, kalau ada pasien yang akan kontrol, pasien dijadwalkan,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, yang membedakan RSAW dengan RS lainnya yaitu RSAW melayani pasien dhuafa yang terverifikasi dan digratiskan. Saat ini pasien RSAW didominasi pasien kasus katarak, sesuai dari hasil survey Kementerian kesehatan.
“Kalau dari katarak biasanya komplikasinya ke retina dan glukoma. Ada penyakit infeksi, penyakit anak, tumor, mata, dan itu semua sudah ditetapkan di RS Mata Achmad Wardi, sehingga nanti tahun 2025 harapannya lengkap,” tandasnya.
Sementara itu, Direktur Utama RS Mata Achmad Wardi BwI-DD, Moh Badrus Sholeh, mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya kembali menambah fasilitas umum bagi pasien yang datang berkunjung ke rumah sakit. Fasilitas tersebut berupa masjid, kantin atau food court, hingga perluasan lahan parkir untuk memfasilitasi pengunjung.
Masjid tersebut dibangun seluas 6×7 meter persegi dengan kapasitas mencapai 40 orang jemaah. Bahkan, masjid itu sengaja dibuat ramah lanjut usia (Lansia) dan disabilitas.
“Masjid ini juga sudah ramah lansia dan disabilitas, mulai dari akses pintu masuk (kursi roda), hingga tempat berwudhu, dan wastafel,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, penambahan fasilitas umum tersebut merupakan hasil dari surplus wakaf para donatur. Masjid tersebut diresmikan pada hari rabu tanggal 25 Mei 2022 dan dinamai Masjid As-Syifa di RSAW.
“Yang utama itu masjid, kemudian food court, termasuk lahan parkir, dan ini merupakan hasil surplus wakaf, yang nantinya akan kami kembalikan untuk kebermanfaatan masyarakat,” katanya.
Pihaknya juga melakukan perluasan lahan parkir. Menurutnya, setiap harinya kunjungan pasien ke Rumah Sakit Mata Achmad Wardi mencapai 120 orang, bahkan lebih.
“Makanya sebagian kami jadwalkan agar tidak ada penumpukan pasien di rumah sakit,” tandasnya. (MUF/AZM)
Discussion about this post